Sejarah Di Balik Kisah Pilu 'Gerbong Maut' Bondowoso
Sebuah kota kecil yang sarat akan sejarah ini mungkin hampir terlupakan di Jawa Timur. Kota itu adalah Bondowoso, di sebelah timur Pulau Jawa yang diapit oleh Kota Jember dan Situbondo.
Kala itu ketika penyandraan mengakibatkan Penjara Bondowoso penuh dan tak mampu lagi menampung para tahanan.
Belanda pun memindahkan 100 orang tahanan yang dianggapnya memiliki kesalahan paling berat, dari penjara Bondowoso menuju penjara Surabaya.
Saat pemindahaan tahanan ini dilakukan menggunakan alat transport yaitu kereta api. Dalam setiap gerbong diisi kurang lebih sekitar 30 orang.
Gerbong pertama GR5769 dan gerbong kedua GR4416 masih mempunyai lubang ventilasi udara walaupun sangat kecil, namun sayang gerbong ketiga GR10152 tidak punya sama sekali, meskipun baru dibuat.
Kolonel Belanda menutup rapat-rapat setiap gerbong kereta. Hal itu dikarenakan sedang ramai gerilyawan RI, kalau ada salah satu orang yang ketahuan membawa para pejuang RI, pasti akan langsung dibunuh.
Selama di perjalanan ke Bondowoso para tahanan tak diberi makanan dan minuman oleh Belanda. Dan naas, para tahanan mati lemas kelaparan satu per satu.
Ketika tiba di Bondowoso, sebanyak 46 orang pejuang tewas karena mati lemas kelaparan dan kehausan, serta tak menghirup udara yang cukup.
Sisa pejuang yang selamat pun disuruh paksa untuk memindahkan mereka yang tewas. Mereka harus berhati-hati karena bisa saja kulit tahanan yang tewas akan terkelupas, karena kepanasan dan terpanggang dalam gerbong baja kereta api.
Nah sejak itu, Bondowoso dikenal dengan kisah seramnya "Gerbong Maut". Untuk mengingatkan kita terhadap kekejaman penjajah Belanda pada negara Indonesia.
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Di Balik Kisah Pilu 'Gerbong Maut' Bondowoso"
Posting Komentar