Inilah 5 Dampak Mengerikan Guardiola di Manchester city



Halo gan ketemu ane lagi, sudah tau kan kemana Pep guardiola berlabuh musim depan? Ya tidak lain adalah ke kota Manchester, tapi bukan United melainkan Manchester City.
Pertanyaan itu terjawab sudah. Senin (1/2), Manchester City mengonfirmasi bahwa masa depan Pep Guardiola ada di pihak mereka. Ya, pelatih asal Spanyol itu resmi jadi manajer The Citizens mulai musim depan lewat durasi kontrak hingga musim panas 2019.
Namun Apakah dampak yang mungkin terjadi saat pep melatih City? Ini gan ulasannya



Kehadiran para Alien:


Sejak diakuisisi oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan pada 2008 lalu, uang bukan lagi masalah bagi City. Tak heran jika banyak pemain bintang datang ke Etihad Stadium, mulai dari Robinho, Carlos Tevez, Yaya Toure, Sergio Aguero, hingga Kevin De Bruyne.
Meski kini sudah mapan sebagai klub elit, harus diakui bahwa faktor itu merupakan yang utama mengapa pemain bintang lima mau datang ke City. Permasalahannya adalah tetangga Manchester United itu masih amat inferior jika berbicara Liga Champions.
Itulah mengapa meski bisa mendatangkan pemain bintang lima, City masih kesulitan jika harus memboyong pemain yang setingkat di atasnya lagi, yang biasa kita sebut "alien". Para alien lebih memilih klub lain yang lebih menggaransi prestasi Liga Champions, seperti Barca, Real Madrid, atau Bayern.
Kini dengan kedatangan Guardiola yang disertai pesona plus sejarah emasnya di kompetisi tertinggi antarklub Eropa tersebut, tentu saja para alien bakal benar-benar mempertimbangkan tawaran yang datang dari City.
Paul Pogba, Gareth Bale, dan Thomas Muller, mulai masuk buruan. Selain itu tentu saja muncul nama alien sejati, Lionel Messi, yang sudah akrab dengan Guardiola. Ketika uang bukan masalah dan sudah dihadirkan magnet penggoda, para alien tampaknya siap menginvasi Etihad Stadium musim depan!



Perubahan Filosofi Permainan:


Sebagai tim papan atas EPL, City bukanlah tim yang secara permainan membosankan layaknya sang saudara, United, dan Chelsea. Mereka merupakan tim yang cukup menarik, seiring manajemen klub yang konsisten menyediakan skuat dengan lini depan mumpuni plus pelatih atraktif layaknya Manuel Pellegrini dan Roberto Mancini era dahulu. Terbukti dalam empat musim terakhir, hanya sekali City tak keluar sebagai tim tersubur EPL. Mereka mencetak rerata 0,68 gol per partainya sepanjang waktu tersebut. Bahkan ditarik hingga lima musim terakhir, ada dua bomber mereka yang meraih gelar top skor atas nama Tevez dan Aguero. Karenanya kedatangan Guardiola dengan filosofi terkenalnya, yakni tiki-taka, dipercaya akan membuat permainan City semakin menarik yang berkorelasi dengan meningkatnya rerata gol.
Dengan tiki-taka, David Silva cs akan bermain dengan bola pendek jauh lebih banyak dari biasanya. Penguasaan bola mereka juga dijamin meningkat pesat, dari rata 55 persen selama lima musim terakhir, menembus angka 65 persen yang merupakan persentase minimal dalam sejarah tim asuhan Guardiola.
Memang cara bermain termasyhur tersebut belum terbukti di EPL, sehingga keraguan masih hinggap. Tapi, apa yang membuat Anda ragu ketika tiki-taka sudah terbukti berhasil menaklukkan La Liga Spanyol, Bundesliga Jerman, Piala Eropa, hingga Piala Dunia?



Peningkatan Kasta di Eropa:


Kembali menyinggung soal Liga Champions, ya, faktanya City memang amat inferior di ajang tertinggi antarklub Eropa tersebut. Mereka yang memang tak punya tradisi kuat, seakan kehabisan akal untuk bisa bersinar sekalipun dijejali deretan pemain berkelas.
Tengok saja track record City sejak rutin mengikuti Liga Champions pada musim 2011/12. Hingga musim lalu dalam empat musim beruntun keikutsertaannya, The Sky Blues paling banter hanya mentok di babak 16 besar.
Dua musim perdananya bahkan dilalui dengan terhenti di babak fase grup! Musim ini, meski untuk pertama kali lolos ke perdelapan-final sebagai juara grup, City tetap tak diunggulkan bakal melaju jauh.
Namun dengan kedatangan Guardiola, peruntungan City di Liga Champions nyaris dipastikan berubah 180 derajat. Pelatih berusia 45 tahun itu punya catatan karier yang amat mentereng di ajang tersebut. Selama enam musim melatih, enam kali pula ia mengantarkan klubnya ke babak semi-final, dengan dua diantaranya menembus final dan jadi juara!
Bersama Guardiola, kasta City sebagai klub "numpang lewat" di Liga Champions bakal terangkat. Bahkan harapan Citizens untuk mengecup "Si Kuping Lebar" bukan lagi sekadar mimpi di siang bolong.



Garansi gelar:


Dengan kekuatan uangnya, Sheikh Mansour memang berhasil mempersembahkan gelontoran gelar bagi City. Sejak kadatangannya pada 2008, setidaknya ada lima trofi yang masuk dalam lemari prestasi klub, yakni sepasang trofi Liga Primer Inggris, serta masing-masisng satu dari Piala FA, Piala Liga Inggris, dan Community Shield.
Tapi, jika kita mengomparasikan raihan trofi tersebut dengan investasi Sheikh hingga puluhan triliun rupiah dalam tujuh tahun terakhir, jelas prestasi itu tak sebanding. Dari tujuh musim yang sudah dijalani konglomerat asal Uni Emirat Arab tersebut, terdapat empat musim yang bolong tanpa gelar.
Situasi itu jelas amat merugikan identitas dan situasi ekonomi City. Karenanya perekrutan Guardiola sebagai manajer anyar, merupakan keputusan yang sangat tepat. Sepanjang karier kepelatihannya yang dimulai musim 2008/09 lalu, suami Cristina Serra itu tak pernah semusim pun absen memberikan gelar bagi tim asuhannya.
Total sudah ada 19 trofi bergengsi yang dipersembahkannya bagi Barca dan Bayern, selama dirinya jadi nakhoda. Jumlah itu bahkan sudah merangkum semua trofi yang mungkin direngkuh sebuah klub Eropa.
Lebih mengerikan, karena menilik situasi Bayern di Bundesliga musim ini, maka Guardiola punya kebiasaan menghadirkan gelar liga domestik di tiga musim perdananya memimpin sebuah klub!



Perluasan basis suporter:


Sebelum diakuisisi oleh Sheikh Mansour, mungkin tak ada satu pun suporter City di luar kota Manchester yang memfavoritkan klub ini.
Publik dunia pun mungkin akan terkejut ketika mereka tahu ada klub lain di kota industri Inggris itu, selain United. Orang-orang bahkan tidak ada yang peduli ketika Gallagher bersaudara kerap mendeklarasikan diri sebagai fans sejati The Citizens.
Kini segalanya memang sudah berubah. Dengan semakin populernya EPL dan menanjaknya prestasi City, orang-orang mulai tahu, segan, dan menyukai Tim Biru Langit. Bahkan dalam survei yang dilakukan Goal pada pembacanya di 2015 lalu, tim yang dikapteni Vincent Kompany itu menempati urutan ke-12 klub terfavorit dunia.

Namun jelas, dengan sejarah masa lalunya yang medioker, City tak punya basis pendukung yang besar di dunia. Mereka masih kalah jauh dari United, Barca, Real Madrid, Liverpool, hingga Juventus. Kondisi itu tentu saja berdampak pada tak maksimalnya sektor ekonomi klub, kalau-kalau prestasi mereka di lapangan anjlok.
Lantas, bagaimana cara City untuk memperluas basis suportenya? Jawabannya hanya satu, yakni konsisten berprestasi. Merangkum prediksi empat dampak di atas, dampak kelima ini merupakan finalisasi dari hadirnya Guardiola di Etihad Stadium!


Sumber : kaskus / singolaut

Belum ada Komentar untuk "Inilah 5 Dampak Mengerikan Guardiola di Manchester city"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel