Beberapa Proyek Bangunan Mengagumkan yang Tidak Pernah Terbangun

Pada zaman yang serba modern ini, banyak negara di dunia yang saling berlomba untuk membangun berbagai macam fasilitas pendukung. Misalkan gedung perkantoran, apartemen atau juga pusat-pusat perbelanjaan. Sehingga tak mengherankan jika banyak bermunculan gedung-gedung baru yang jika dilihat dari segi arsitektur, mayoritas memiliki desain dan konstruksi yang bagus. Meskipun sebagian besar, gedung-gedung tersebut sudah berdiri dengan megah, ternyata ada juga lho yang pembangunannya masih tersendat-sendat atau bahkan dibatalkan sama sekali. Terutama setelah terjadinya krisis ekonomi yang menyerang secara global. Berikut ini beberapa contoh proyek-proyek besar yang dengan terpaksa belum bisa terbangun.
  1. Proyek Museum Guggenheim di Abu Dhabi


Di tepian Abu Dhabi, nampak para pekerja bangunan sedang mengerjakan pondasi sebuah gedung yang konon katanya bakal menjadi salah satu keajaiban arsitektur di dalam era dunia modern. Nama gedungnya adalah museum Guggenheim yang rencananya dibuka pada tahun 2012. Museum tersebut akan menjadi jaringan yang kelima dari "galaksi Guggenheim" di seluruh dunia.

Museum ini dirancang oleh seorang arsitek berkebangsaan Amerika, Frank Gehry. Museum itu dimaksudkan untuk menjadi sebuah percobaan yang dikombinasikan inisiatif dan inovasi dalam proyek udara masa depan. Pada tahun 2011, konstruksi pembangunan mulai dari semenanjung ujung barat laut dari Saadiyat Island berdekatan dengan Abu Dhabi. Tapi setelah beberapa pekerjaan di pondasi tadi, proyek ini terpaksa dihentikan. Waktu penyelesaian proyek pun diundur dari yang semula tahun 2013 menjadi tahun 2015 setelah pihak emirat membatalkan kontrak dengan pemasok beton. Kemudian diundur lagi penyelesaian proyek menjadi tahun 2017, karena berada di tengah masa ekonomi yang lebih sulit. Saat ini, proyek museum Guggenheim masih ditunda. Kita semua berharap bahwa proyek ini dapat dilanjutkan kembali.




2. Proyek Gedung Minerva di London


Satu juta kaki persegi gedung Minerva bakal menjadi gedung perkantoran tertinggi dan terbesar di kota London jika proyeknya telah selesai terbangun. Namun kenyataannya, pada tahun 2006, proyek ini terpaksa dibatalkan karena kendala keuangan sebagai faktor utama. Padahal bangunan tersebut bakal menjadi tonggak penting di kota London.

Rencana semula, gedung ini akan mempunyai 14 lantai untuk area perkantoran. Namun, pasca serangan 11 September, terjadi perubahan dalam hal desain bangunan. Yakni terjadi perubahan dalam hal ketinggian bangunan keseluruhan menjadi 53 lantai atau tingginya mencapai 216.9m (712ft).

Bangunan ini dirancang untuk memiliki 49 lantai, menampung hingga 10.000 orang, ditambah empat lantai tanaman. Akibat krisis keuangan, Minerva dikembalikan ke rencana semula yaitu 14 lantai blok kantor serta diberi nama "St Botolph House." Untuk saat ini, proyek masih menghadapi ketidakpastian.

Tujuan keseluruhan dari proyek ini adalah untuk meningkatkan reputasi kota London sebagai ibukota keuangan dan bisnis di dunia dengan menyediakan kantor berkualitas tinggi dan fasilitas komunikasi modern untuk perbankan, asuransi dan lembaga keuangan lainnya di bagian timur kota.




3. Proyek Russia Tower di Moscow


Pada tahun 2008, arsitek asal Inggris Norman Foster menjadi korban lain dari krisis ekonomi global ketika pengembang di Rusia mengatakan mereka mengabaikan rencana untuk membangun desain mereka menjadi gedung pencakar langit tertinggi di Eropa.

Gedung Rusia Tower yang memiliki tinggi 600 meter di Moscow, yang seharusnya menjadi kerdil berupa Canary Wharf di London, saat ini tidak lagi dibangun. Kata raja real estate Shalva Chigirinsky bahwa perusahaannya telah kehabisan uang.

Pekerjaan proyek tower 118 lantai dimulai tahun 2007. Gedung pencakar langit ini akan berada di lahan industri di sebelah sungai Moskow, dikelilingi oleh gudang tua dan Soviet 'era blok apartemen'. Gedung pencakar langit itu dimaksudkan untuk menjadi pusat dari sebuah distrik bisnis baru dan simbol kekuatan ekonomi Rusia yang bangkit kembali.




4. Proyek Bike Lane di Langit Copenhagen


Salah satu proyek ambisius. Proyek yang disebut sebagai pintu gerbang Copenhagen ini menghubungkan dua gedung pencakar langit di mulut salah satu kota pelabuhan. Masyarakat dapat melintasi lorong berdinding kaca ini dengan mengendarai kendaraan ringan seperti sepeda ataupun sekedar berjalan kaki, sambil menikmati pemandangan kota yang ada di bawahnya.

Steven Holl, seorang arsitek berkebangsaan Amerika, adalah orang pertama kali yang mengusulkan ide proyek ini pada tahun 2008. Sayangnya, setelah diadakan banyak diskusi antara para perencana kota dan arsitek, proyek ini akhirnya dibatalkan pada tahun 2015.

Mengapa mereka membatalkan ide yang mengagumkan seperti ini? Pejabat pemerintah setempat percaya bahwa masyarakat tidak akan benar-benar menggunakannya. Karena lebih mudah jika hanya sekedar berkendara di sekitar pelabuhan daripada harus membawa sepeda pada dua elevator yang berbeda untuk dapat mengakses lorong tadi.




5. Proyek Stadion Portsmouth FC di Portsmouth, Inggris


Terkenal karena desain mereka dari Allianz Arena dan Stadion Nasional Beijing, perusahaan konsultan arsitektur Swiss Herzog and de Meuron berencana membangun sebuah stadion baru milik Portsmouth FC untuk menggantikan stadion bersejarah Fratton Park.

Stadion direncanakan menjadi tuan rumah sekitar 36.000 fans ketika markas pindah ke Portsea. Lokasi bakal stadion baru dekat dengan pangkalan angkatan laut dan juga Gunwharf Quays ' sebagai ikon Menara Spinnaker.

Dengan potensi pengeluaran biaya £ 600 juta untuk membangun stadion dan kekhawatiran dari anggota dewan setempat, maka klub mempelajari beberapa desain dan lokasi yang berbeda dalam upaya untuk membuat rencana kerja. Namun sayangnya, krisis keuangan yang terjadi pada tahun 2008 mengakhiri semua kemungkinan yang ada untuk membangun stadion baru. Karena batal memiliki markas baru, klub memilih berfokus pada pengembangan Fratton Park.




6. Proyek The Chicago Spire di Chicago, Illinois


Lebih dari satu dekade yang lalu, sebuah proyek ambisius ini dilakukan oleh pengembang properti Garrett Kelleher untuk membangun sebuah menara pelintir sekitar 2.000 kaki yang dirancang oleh Calatrava di dekat tepi selatan Sungai Chicago. Seperti sudah ditakdirkan, "the spire (puncak menara)" datang dengan masalah keuangan dan meninggalkan pengembang utang sekitar $ 100 juta. Kelleher dipaksa untuk menyerahkan properti untuk pengembang lokal.

Pada bulan Juli 2005, pada awalnya The Chicago Spire diusulkan mempunyai 116 lantai dan termasuk sebuah hotel dan kondominium serta antena siaran tinggi. Sekarang yang tersisa adalah sebuah lubang melingkar di tanah sedalam 76 kaki yang rencananya untuk pondasi gedung pencakar langit tersebut.




7. Proyek Sky City di Changsha, China


Lokasi pondasi dari proyek macet gedung pencakar langit setinggi 838 meter di Changsha, China, sekarang ini digunakan sebagai tempat peternakan ikan

Diusulkan menara Sky City untuk ditetapkan menjadi bangunan tertinggi di dunia, namun pembangunannya ditunda hanya beberapa hari setelah proyek tersebut dimulai pada tahun 2013. Penyebab ditundanya mega proyek tersebut karena di tengah kekhawatiran keamanan dan kurangnya persetujuan dari pemerintah tentang hal-hal yang diperlukan.

Dua tahun berlalu tanpa kejelasan, pondasi bangunan yang menempati sekitar 2,6 hektar tanah, lalu diisi dengan air dan penduduk desa menggunakan tempat tersebut untuk tambak ikan

Sky City diusulkan oleh perusahaan konstruksi Broad Sustainable Building(BSB), anak perusahaan dari China's Broad Group. Perusahaan mengklaim bahwa mega proyek itu akan selesai dengan waktu konstruksi rekor hanya 90 hari




8. Proyek Shimizu Mega-City Pyramid di Tokyo, Jepang


The Shimizu TRY 2004 Mega-City Pyramid adalah sebuah mega proyek yang diusulkan untuk pembangunan piramida besar di atas Teluk Tokyo di Jepang. Struktur piramida ini akan mempunyai dimensi 12 kali lebih tinggi dari The Great Pyramid di Giza dan mampu menampung 750 ribu orang di masing-masing hunian. Jika benar-benar dibangun, maka bangunan tersebut akan menjadi struktur buatan manusia terbesar dalam sejarah Bumi, dan memiliki ketinggian bangunan 2004 meter.

Bangunan ini merupakan jawaban untuk meningkatkan ruang yang semakin sempit di Tokyo. Meskipun proyek tersebut hanya mampu menangani 1/47 dari jumlah penduduk Tokyo. Struktur yang diusulkan adalah begitu besar sehingga tidak dapat dibangun dengan bahan yang tersedia untuk saat ini, juga karena berat badan bangunanya. Desain piramidanya bergantung pada ketersediaan material di masa depan, yakni dengan bahan ringan super- kuat berdasarkan nanotube karbon.

Ide untuk membangun piramida super besar ini berasal dari keajaiban arsitektur fiksi Tyrell Corporation yang muncul beberapa kali dalam film fiksi ilmiah tahun 1982, Blade Runner.




9. Proyek Dubai Towers di Dubai, UEA


Dubai Towers di Dubai merupakan komplek empat menara yang akan dibangun di kota Dubai, Uni Emirat Arab. Perusahaan pengembang, Sama Dubai, mengatakan bahwa proyek ini dimaksudkan untuk membentuk pusat dari The Laguna, sebuah mega proyek yang terletak di Dubai Creek yang terdiri dari tujuh pulau. Menara-menara ini akan memiliki jumlah lantai antara 57 sampai 94, dan meskipun ketinggian masing-masing tower tidak diketahui, diyakini tower tertinggi akan di atas 400 meter (1.310 kaki) sementara dua lainnya akan naik melampaui 300 meter ( 980 kaki). Karena krisis ekonomi yang melanda Dubai, akhirnya proyek ini pun ditunda.



10. Proyek Signature Tower di Nashville, Tennessee


Signature Tower adalah proyeksi mixed-use gedung pencakar langit yang telah disetujui untuk pembangunannya di Nashville, Tennessee. Terobosan awalnya dijadwalkan untuk tahun 2007. Ketika selesai terbangun, maka isi dari bangunan ini mencakup kondominium, area kantor, hotel Kimpton, dan area ritel. Bangunan ini awalnya direncanakan memiliki 70 lantai dan berdiri setinggi 1.030 kaki (314 m), yang akan membuatnya menjadi bangunan tertinggi di daerah selatan dan bangunan tertinggi di AS, di luar New York dan Chicago tentunya.

Pada bulan Desember 2008, perusahaan pengembang Tony Giarratana mengumumkan bahwa proyek akan dirampingkan karena resesi ekonomi. Giarratana menyatakan bahwa jumlah kondominium akan berkurang dari yang semula sekitar 600 unit, menjadi di bawah 100 unit. Tetapi ukuran kondominium akan lebih dari dua kali lipat ukuran rata-rata 1.500 kaki persegi (140 m2) menjadi 3.500 kaki persegi (330 m2). Ketinggian Signature Tower itu direvisi menjadi 807 kaki (246 m) dan 50 lantai.

Pembangunan gedung ini dijadwalkan akan dimulai setelah setengah dari 400 unit apartemen residensial terjual. Pada akhir Desember 2007, 102 dari 400 unit telah terjual. Ketika rencana pembangunan gedung dirombak pada bulan Desember 2008, akhirnya jadwal pembangunan tersebut dicabut. Kabar terakhir menyebutkan bahwa pada bulan November 2011, Giarratana mengumumkan akan membangun gedung yang lebih kecil, menara mixed-use yang disebut 505 CST, yang akhirnya diubah lagi menjadi menara hunian dengan nama 505.




Di antara proyek-proyek di atas, yang paling bikin ane ngakak adalah proyek gedung pencakar langit di China, yang akhirnya area pondasi berubah menjadi tambak ikan. Padahal sebelumnya sempat digembor-gemborkan akan memecahkan rekor waktu pembangunan tercepat 90 hari...mungkin karena kesombongan...boro-boro 90 hari...dilanjutkan apa ga masih belum jelas...Bagaimana menurut gansis?




Sumber : kaskus / ibnutiangfei

Belum ada Komentar untuk "Beberapa Proyek Bangunan Mengagumkan yang Tidak Pernah Terbangun"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel