Perkenalkan, Ratu-Ratu Paling Berkuasa dalam Sejarah Dunia
Jika
kepala kerajaan dipimpin oleh seorang raja atau lelaki maka sebutan
ratu merujuk pada istrinya atau permaisurinya. Tidak hanya itu saja,
jika kerajaan dipimpin oleh seorang wanita juga mendapat sebutan ratu.
Sejarah membuktikan bahwa di dunia ini pernah hidup ratu-ratu yang
sangat berpengaruh dan sangat berkuasa bahkan mungkin melebihi kekuasaan
yang dipimpin oleh raja. Berikut ini ratu-ratu paling berpengaruh dalam
sejarah dunia, dan dari Indonesia ada juga lho.
1. Wu Zetian Ratu Cina
Wu Zetian adalah selir kesayangan Kaisar Gaozong dari Dinasti Tang yang berkuasa sekitar abad ke-7 Masehi. Setelah menyingkirkan permaisuri Wang dan selir Xiao dari istana, Wu Zetian berhasil mengendalikan kekuasaan sepenuhnya. Setelah Kaisar Gaozong wafat, dia mengangkat dirinya sebagai satu-satunya kaisar wanita dalam sejarah Cina dan mendirikan Dinasti Zhou. Wu Zetian banyak dikecam sebagai seorang ratu yang licik dan kejam. Dia membentuk kepolisian rahasia untuk memata-matai setiap musuh dalam birokrasi istana. Beberapa musuhnya tewas secara mengenaskan karena berani menentangnya. Kenyataan Wu Zetian sebagai satu-satunya kaisar wanita dalam sejarah Cina sering dijadikan contoh buruk oleh para sejarawan Konghucu mengenai apa yang terjadi jika seorang wanita memegang kekuasaan. Meski demikian, Wu Zetian dianggap sebagai seorang ratu yang tegas dan menghargai profesionalitas kerja. Sejumlah keburukan yang ditulis mengenai dirinya diduga dilebih-lebihkan karena sikap merendahkan kemampuan wanita.
2. Tribhuwana Tunggadewi Ratu Majapahit
Ratu berkuasa kedua adalah Tribhuwana Tunggadewi yang tidak lain merupakan putri Raden Wijaya, penguasa pertama Majapahit. Pada mulanya dia adalah penguasa daerah di Jiwana yang bergelar Bhre Kahuripan. Dia menikah dengan Chakradara yang juga penguasa daerah bergelar Bhre Tumapel. Setelah kakak tirinya Jayanegara wafat, Tribhuwana naik tahkta sebagai Ratu Majapahit pada tahun 1329. Masa pemerintahan Tribhuwana dikenal sebagai masa perluasan Majapahit dari kerajaan kecil menjadi sebuah imperium raksasa. Pada masa ini lah Panglima Gajah Mada mengucapkan sumpah palapa untuk menyatukan seluruh Nusantara. Tribhuwana juga dikenal sebagai panglima perang yang tangguh. Pada tahun 1331, dia memimpin langsung sebuah pasukan untuk menyerang para pemberontak didampingi sepupunya, Adityawarman. Pemerintahan Tribhuwana kemudian dilanjutkan oleh putranya Hayam Wuruk yang terus meluaskan kekuasaan Majapahit hingga ke wilayah sejauh Maluku dan Filipina.
3. Isabella I Ratu Spanyol
Wanita ini adalah cucu Raja Henry III dari Castilia dengan Putri Catherine dari Portugal yang bernama Isabella I. Pada tahun 1474, Isabella dilantik sebagai Ratu Castilia menggantikan pamannya. Dia menikah dengan Raja Ferdinand II dari Aragon, dan gabungan dari dua kerajaan tersebut akan menjadi cikal bakal dari Negara Spanyol. Isabella adalah ratu yang mendanai perjalanan armada Cristopher Columbus pada tahun 1492 yang akhirnya menemukan Benua Amerika dan memulai era kolonialisme di Dunia Baru. Pada tahun yang sama, dia juga menaklukkan Granada, kerajaan Muslim terakhir di semenanjung Iberia. Di bawah kekuasaannya, terjadi pembantaian dan eksodus besar-besaran kelompok Yahudi dan Muslim keluar dari Spanyol. Dia mendirikan lembaga inskuisisi, sebuah pengadilan agama yang bertujuan untuk memastikan Katolik Roma sebagai satu-satunya agama yang dianut di Spanyol. Isabella juga berperan penting dalam menegakkan kembali hukum yang kacau pada era pemerintahan sebelumnya.
4. Catherine II Ratu Rusia
Catherine II yang disebut sebagai Catherine Agung adalah permaisuri Tsar Peter III yang berkuasa di Rusia. Setelah terjadi kudeta yang menewaskan suaminya, Catherine naik takhta sebagai Tsarina pada tahun 1762. Catherine menjadi ratu terlama yang berkuasa di Rusia dan memodernisasi negaranya menjadi kekuatan yang disegani di Eropa. Pada masa pemerintahannya, wilayah Rusia meluas hingga ke Krimea, Kaukasus Utara, Ukraina Selatan, dan Lithuania. Catherine dikenal sebagai sosok berpikiran maju yang mementingkan pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan. Dia mendirikan Institut Smolny, sekolah tinggi pertama untuk wanita Eropa. Dia juga menjadi pelindung bagi kegiatan seni dan kebudayaan di negaranya. Namun penindasannya terhadap kelas petani telah menyebabkan meletusnya sejumlah pemberontakan besar di Rusia. Begitu berpengaruhnya Catherine terhadap kemajuan Rusia sehingga periode kekuasaannya disebut sebagai zaman keemasan Rusia.
5. Victoria Ratu Inggris Raya
Siapa yang tidak kenal dengan ratu yang satu ini. Ratu Victoria adalah cucu dari Raja George III. Pada tahun 1837, dia naik takhta sebagai Ratu Inggris Raya. Dengan masa pemerintahan selama 63 tahun dan 7 bulan, dia adalah ratu yang paling lama berkuasa sepanjang sejarah. Masa pemerintahannya merupakan sebuah era kemajuan di segala bidang yang disebut sebagai Era Victoria. Di bawah pemerintahannya, Inggris menjadi kerajaan terluas di dunia yang wilayah kekuasaannya meliputi Kanada, Australia, dan India. Sejumlah kemajuan penting di bidang ekonomi, militer, dan ilmu pengetahuan dan kebudayaan terjadi di bawah kekuasaannya. Penemuan berbagai mesin baru menghasilkan revolusi industri dan kegiatan produksi massal. Victoria juga mempromosikan toleransi beragama di wilayah kekuasaannya, terutama setelah terjadinya pemberontakan di India pada tahun 1857. Banyak keturunan Victoria yang juga menjadi raja dan ratu di seluruh Eropa, sehingga dia dijuluki sebagai Nenek Eropa.
6. Nefertiti Ratu Mesir
Nefertiti adalah permaisuri Fir’aun Akhenaten dari dinasti ke-18 yang berkuasa sekitar 3.300 tahun lalu. Bersama suaminya, dia menjalankan roda pemerintahan di Mesir dan menetapkan sejumlah kebijakan penting yang membawa perubahan di negerinya. Nefertiti dan suaminya juga dikenal sebagai pendiri agama baru yang hanya menyembah satu Tuhan, yaitu Aten. Salah satu keputusan besar dalam pemerintahannya adalah pemindahan ibukota dari Thebes menuju Amarna. Hal ini mungkin berkaitan dengan pengadopsian agama baru sehingga dibutuhkan sebuah pusat keagamaan baru yang terlepas dari pengaruh-pengaruh lama. Suaminya yang sebelumnya bernama Amenhotep berganti nama menjadi Akhenaten dan dirinya sendiri berganti nama menjadi Neferneferuaten untuk menghormati Tuhan baru Aten. Sejumlah kuil terbuka pun didirikan untuk Aten di Amarna. Lukisan-lukisan di kuil dan makam menunjukkan kekuasaan Nefertiti yang setara dengan suaminya, seperti kuasa untuk memberantas musuh dan mendirikan monumen. Setelah kematian suaminya, Nefertiti masih sempat berkuasa dalam waktu singkat.
7. Theodora Ratu Byzantium
Theodora adalah permaisuri Kaisar Justinian I yang berkuasa sekitar abad ke-6 Masehi. Memulai karirnya sebagai seorang aktris teater, kehidupan Theodora berubah ketika sang kaisar meminangnya. Posisinya melesat dan dengan cepat dia berubah menjadi wanita paling berkuasa di seluruh Byzantium. Gereja Ortodoks Timur mengangkatnya sebagai seorang santa yang diperingati setiap tanggal 14 November. Theodora dikenal karena ketegasannya dalam mengambil keputusan. Ketika terjadi pemberontakan Nika di Konstantinopel, Kaisar Justinian hampir melarikan diri. Namun usaha Theodora membuat pelarian itu batal dan pemerontakan berhasil dipadamkan. Theodora memberikan perlindungan terhadap sekte kristen minoritas di Byzantium yang sering ditekan oleh Gereja Ortodoks. Dia juga menetapkan banyak kebijakan yang memihak perempuan seperti hukuman mati untuk pemerkosa dan perbaikan hak kepemilikan untuk perempuan. Berkat Theodora, para perempuan Byzantium menikmati hak yang jauh lebih baik dibanding perempuan di negara-negara tetangganya.
8. Hatshepsut Ratu Mesir
Hatshepsut adalah salah satu wanita paling berpengaruh di dalam sejarah dunia. Dia adalah firaun kelima dari Dinasti XVIII Mesir Kuno dan ia memerintah lebih lama daripada wanita lain dalam sejarah Mesir . Hatshepsut menikah dengan saudara tiri yang sakit-sakitan, Thutmose II, dan keduanya mulai menjalankan pemerintahan setelah kematian ayah mereka, Thutmose I, pada tahun 1492 SM. Pada tahun 1479 SM, Thutmose II meninggal dan Hatshepsut terus memerintah hingga sampai kematiannya pada tahun 1458 SM. Diyakini oleh banyak ahli Mesir Kuno dan sejarahwan bahwa Hatshepsut adalah salah satu ratu yang paling sukses dalam sejarah Mesir kuno. Dia menghasilkan banyak proyek bangunan serta jaringan perdagangan dibangun kembali ketika diganggu oleh penjajah Hyksos dari Periode Menengah Kedua. Hatshepsut juga memimpin ekspedisi besar-besaran ke Tanah Punt, sebuah negara kaya dan modern di selatan Mesir. Hatshepsut juga diyakini telah memimpin kampanye militer yang sukses di Nubia, Levant, dan Suriah selama masa pemerintahannya .
9. Elizabeth I Ratu Inggris
Meskipun ratu masa lalu seperti Matilda, Lady Jane Grey, dan Mary pernah memerintah Inggris, Elizabeth adalah benar-benar ratu bermahkota pertama yang berhasil memerintah dengan kekuasaan mutlak. Dia tidak pernah menikah, sehingga lebih sering disebut sebagai "Ratu Perawan." Elizabeth adalah salah satu ratu terbaik yang selalu diingat karena berhasil membawa Renaissance ke Inggris. Dia juga akan selalu dikenang karena keberhasilannya mengalahkan armada Spanyol dan mendirikan Protestan di Inggris, menggantikan Katolik Roma. Elizabeth adalah putri Raja Henry VIII dengan istri keduanya, Anne Boleyn dan dia memerintah Inggris dari tahun 1558 sampai ajal menjemputnya pada tahun 1603. Dia adalah ratu terakhir dari Dinasti Tudor dan masa pemerintahannya dikenal sebagai "Era Elizabeth." Elizabeth adalah benar-benar seorang intelektual dan dia dididik oleh sarjana terkenal, Roger Ascham. Sebagai mahasiswi, dia belajar bahasa Yunani, Latin, retorika, dan filsafat, dia menguasai semua mata pelajaran ini. Tidak mengherankan, ketika Elizabeth berkuasa, dia mengubah Inggris menjadi pusat bagi para penyair, penulis, musisi, dan sarjana. Dia memiliki hubungan dekat dengan tokoh-tokoh sastra ternama seperti William Shakespeare, Edmund Spenser, dan Christopher Marlowe.
10. Maria Theresa Ratu Austria
Maria Theresa meneruskan tahta menggantikan ayahnya, Kaisar Romawi Suci Charles VI, sebagai ratu dari Hapsburg yang mengendalikan tanah Eropa Tengah pada tahun 1740. Dia membesarkan anak lelakinya seorang diri, Joseph II, setelah kematian suaminya pada tahun 1765. Pada tahun yang sama, Maria Theresa benar-benar berkuasa secara mutlak. Fredrick II dari Brandenburg-Prussia memprakarsai perang Austria dengan menyerang provinsi Hapsburg dari Silesia. Fredrick menolak untuk mengakui bahwa Maria Theresa adalah sebagai pewaris tahta kerajaan yang sah. Fredrick mendapat dukungan dari negara-negara lain seperti Bavaria, Saxony, Perancis, dan Spanyol yang berpotensi menimbulkan konflik. Maria Theresa membalas serangan dengan mengerahkan sejumlah angkatan bersenjatanya. Sehingga, dia mampu mengusir tentara yang menyerangnya dan mengukuhkan negara Hapsburg sebagai kekuatan besar Eropa. Perang secara resmi berakhir pada tahun 1748 dengan penandatanganan Perjanjian Aix-la-Chapelle. Maria Theresa membawa banyak perubahan ekonomi dan politik untuk kerajaannya. Dia meningkatkan jumlah pasukannya sebanyak 200 persen serta meningkatan jumlah pajak untuk menjamin penghasilan tetap bagi pemerintah, dan khususnya juga untuk militer. Dia sukses menyatukan Austria dan Bohemian yang sebelumnya terpisah, menjadi satu kantor administrasi di bawah masa pemerintahannya. Dia juga sebagai pencetus apa yang kemudian dikenal sebagai Revolusi Diplomatik pada 1756 ketika dia menciptakan aliansi baru dengan Perancis, mantan musuh, untuk melayani sebagai koalisi melawan sekutu baru Prusia dan Inggris Raya.
11. Cixi Ratu Cina
Cixi mungkin wanita paling berpengaruh di Cina setelah Ratu Wu Zetian abad ketujuh dari Dinasti Zhou. Bahkan, Cixi mungkin lebih kuat daripada Wu Zetian. Dia adalah seorang pemimpin yang ambisius dan konservatif. Dia menentang pengaruh asing dan mendukung Pemberontakan Boxer dari tahun 1900. Cixi adalah permaisuri Kaisar Xianfeng. Setelah kematian suaminya, dia bertindak sebagai wali untuk anaknya, Kaisar Tongzhi, dan kemudian untuk keponakannya, Guangxu. Masa pemerintahannya dimulai pada tahun 1861 hingga sampai kematiannya pada tahun 1908. Cixi adalah janda permaisuri terakhir dari etnis Manchu Dinasti Qing dan janda permaisuri terakhir China. Cixi dikirim ke Kota Terlarang pada tahun 1851, untuk menjadi selir Kaisar Xianfeng. Pada tahun 1856, Cixi melahirkan anaknya yang bakal menjadi kaisar masa depan, Tongzhi. Setelah kelahiran anaknya, status Cixi diangkat di pengadilan kerajaan dan dia resmi menjadi selir. Kaisar Xianfeng meninggal pada tahun 1861 dan segera Tongzhi menjadi kaisar dengan Cixi bertindak sebagai wakil. Namun dalam kenyataannya, Cixi memegang kekuasaan yang sesungguhnya karena dia memiliki kontrol penuh atas urusan negara. Dia dikelilingi dengan para penasihat yang setia, yang juga memberikan kontribusi besar atas keberhasilannya dalam mempertahankan kekuasaan.
Sumber : kaskus / ibnutiangfei
1. Wu Zetian Ratu Cina
Wu Zetian adalah selir kesayangan Kaisar Gaozong dari Dinasti Tang yang berkuasa sekitar abad ke-7 Masehi. Setelah menyingkirkan permaisuri Wang dan selir Xiao dari istana, Wu Zetian berhasil mengendalikan kekuasaan sepenuhnya. Setelah Kaisar Gaozong wafat, dia mengangkat dirinya sebagai satu-satunya kaisar wanita dalam sejarah Cina dan mendirikan Dinasti Zhou. Wu Zetian banyak dikecam sebagai seorang ratu yang licik dan kejam. Dia membentuk kepolisian rahasia untuk memata-matai setiap musuh dalam birokrasi istana. Beberapa musuhnya tewas secara mengenaskan karena berani menentangnya. Kenyataan Wu Zetian sebagai satu-satunya kaisar wanita dalam sejarah Cina sering dijadikan contoh buruk oleh para sejarawan Konghucu mengenai apa yang terjadi jika seorang wanita memegang kekuasaan. Meski demikian, Wu Zetian dianggap sebagai seorang ratu yang tegas dan menghargai profesionalitas kerja. Sejumlah keburukan yang ditulis mengenai dirinya diduga dilebih-lebihkan karena sikap merendahkan kemampuan wanita.
2. Tribhuwana Tunggadewi Ratu Majapahit
Ratu berkuasa kedua adalah Tribhuwana Tunggadewi yang tidak lain merupakan putri Raden Wijaya, penguasa pertama Majapahit. Pada mulanya dia adalah penguasa daerah di Jiwana yang bergelar Bhre Kahuripan. Dia menikah dengan Chakradara yang juga penguasa daerah bergelar Bhre Tumapel. Setelah kakak tirinya Jayanegara wafat, Tribhuwana naik tahkta sebagai Ratu Majapahit pada tahun 1329. Masa pemerintahan Tribhuwana dikenal sebagai masa perluasan Majapahit dari kerajaan kecil menjadi sebuah imperium raksasa. Pada masa ini lah Panglima Gajah Mada mengucapkan sumpah palapa untuk menyatukan seluruh Nusantara. Tribhuwana juga dikenal sebagai panglima perang yang tangguh. Pada tahun 1331, dia memimpin langsung sebuah pasukan untuk menyerang para pemberontak didampingi sepupunya, Adityawarman. Pemerintahan Tribhuwana kemudian dilanjutkan oleh putranya Hayam Wuruk yang terus meluaskan kekuasaan Majapahit hingga ke wilayah sejauh Maluku dan Filipina.
3. Isabella I Ratu Spanyol
Wanita ini adalah cucu Raja Henry III dari Castilia dengan Putri Catherine dari Portugal yang bernama Isabella I. Pada tahun 1474, Isabella dilantik sebagai Ratu Castilia menggantikan pamannya. Dia menikah dengan Raja Ferdinand II dari Aragon, dan gabungan dari dua kerajaan tersebut akan menjadi cikal bakal dari Negara Spanyol. Isabella adalah ratu yang mendanai perjalanan armada Cristopher Columbus pada tahun 1492 yang akhirnya menemukan Benua Amerika dan memulai era kolonialisme di Dunia Baru. Pada tahun yang sama, dia juga menaklukkan Granada, kerajaan Muslim terakhir di semenanjung Iberia. Di bawah kekuasaannya, terjadi pembantaian dan eksodus besar-besaran kelompok Yahudi dan Muslim keluar dari Spanyol. Dia mendirikan lembaga inskuisisi, sebuah pengadilan agama yang bertujuan untuk memastikan Katolik Roma sebagai satu-satunya agama yang dianut di Spanyol. Isabella juga berperan penting dalam menegakkan kembali hukum yang kacau pada era pemerintahan sebelumnya.
4. Catherine II Ratu Rusia
Catherine II yang disebut sebagai Catherine Agung adalah permaisuri Tsar Peter III yang berkuasa di Rusia. Setelah terjadi kudeta yang menewaskan suaminya, Catherine naik takhta sebagai Tsarina pada tahun 1762. Catherine menjadi ratu terlama yang berkuasa di Rusia dan memodernisasi negaranya menjadi kekuatan yang disegani di Eropa. Pada masa pemerintahannya, wilayah Rusia meluas hingga ke Krimea, Kaukasus Utara, Ukraina Selatan, dan Lithuania. Catherine dikenal sebagai sosok berpikiran maju yang mementingkan pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan. Dia mendirikan Institut Smolny, sekolah tinggi pertama untuk wanita Eropa. Dia juga menjadi pelindung bagi kegiatan seni dan kebudayaan di negaranya. Namun penindasannya terhadap kelas petani telah menyebabkan meletusnya sejumlah pemberontakan besar di Rusia. Begitu berpengaruhnya Catherine terhadap kemajuan Rusia sehingga periode kekuasaannya disebut sebagai zaman keemasan Rusia.
5. Victoria Ratu Inggris Raya
Siapa yang tidak kenal dengan ratu yang satu ini. Ratu Victoria adalah cucu dari Raja George III. Pada tahun 1837, dia naik takhta sebagai Ratu Inggris Raya. Dengan masa pemerintahan selama 63 tahun dan 7 bulan, dia adalah ratu yang paling lama berkuasa sepanjang sejarah. Masa pemerintahannya merupakan sebuah era kemajuan di segala bidang yang disebut sebagai Era Victoria. Di bawah pemerintahannya, Inggris menjadi kerajaan terluas di dunia yang wilayah kekuasaannya meliputi Kanada, Australia, dan India. Sejumlah kemajuan penting di bidang ekonomi, militer, dan ilmu pengetahuan dan kebudayaan terjadi di bawah kekuasaannya. Penemuan berbagai mesin baru menghasilkan revolusi industri dan kegiatan produksi massal. Victoria juga mempromosikan toleransi beragama di wilayah kekuasaannya, terutama setelah terjadinya pemberontakan di India pada tahun 1857. Banyak keturunan Victoria yang juga menjadi raja dan ratu di seluruh Eropa, sehingga dia dijuluki sebagai Nenek Eropa.
6. Nefertiti Ratu Mesir
Nefertiti adalah permaisuri Fir’aun Akhenaten dari dinasti ke-18 yang berkuasa sekitar 3.300 tahun lalu. Bersama suaminya, dia menjalankan roda pemerintahan di Mesir dan menetapkan sejumlah kebijakan penting yang membawa perubahan di negerinya. Nefertiti dan suaminya juga dikenal sebagai pendiri agama baru yang hanya menyembah satu Tuhan, yaitu Aten. Salah satu keputusan besar dalam pemerintahannya adalah pemindahan ibukota dari Thebes menuju Amarna. Hal ini mungkin berkaitan dengan pengadopsian agama baru sehingga dibutuhkan sebuah pusat keagamaan baru yang terlepas dari pengaruh-pengaruh lama. Suaminya yang sebelumnya bernama Amenhotep berganti nama menjadi Akhenaten dan dirinya sendiri berganti nama menjadi Neferneferuaten untuk menghormati Tuhan baru Aten. Sejumlah kuil terbuka pun didirikan untuk Aten di Amarna. Lukisan-lukisan di kuil dan makam menunjukkan kekuasaan Nefertiti yang setara dengan suaminya, seperti kuasa untuk memberantas musuh dan mendirikan monumen. Setelah kematian suaminya, Nefertiti masih sempat berkuasa dalam waktu singkat.
7. Theodora Ratu Byzantium
Theodora adalah permaisuri Kaisar Justinian I yang berkuasa sekitar abad ke-6 Masehi. Memulai karirnya sebagai seorang aktris teater, kehidupan Theodora berubah ketika sang kaisar meminangnya. Posisinya melesat dan dengan cepat dia berubah menjadi wanita paling berkuasa di seluruh Byzantium. Gereja Ortodoks Timur mengangkatnya sebagai seorang santa yang diperingati setiap tanggal 14 November. Theodora dikenal karena ketegasannya dalam mengambil keputusan. Ketika terjadi pemberontakan Nika di Konstantinopel, Kaisar Justinian hampir melarikan diri. Namun usaha Theodora membuat pelarian itu batal dan pemerontakan berhasil dipadamkan. Theodora memberikan perlindungan terhadap sekte kristen minoritas di Byzantium yang sering ditekan oleh Gereja Ortodoks. Dia juga menetapkan banyak kebijakan yang memihak perempuan seperti hukuman mati untuk pemerkosa dan perbaikan hak kepemilikan untuk perempuan. Berkat Theodora, para perempuan Byzantium menikmati hak yang jauh lebih baik dibanding perempuan di negara-negara tetangganya.
8. Hatshepsut Ratu Mesir
Hatshepsut adalah salah satu wanita paling berpengaruh di dalam sejarah dunia. Dia adalah firaun kelima dari Dinasti XVIII Mesir Kuno dan ia memerintah lebih lama daripada wanita lain dalam sejarah Mesir . Hatshepsut menikah dengan saudara tiri yang sakit-sakitan, Thutmose II, dan keduanya mulai menjalankan pemerintahan setelah kematian ayah mereka, Thutmose I, pada tahun 1492 SM. Pada tahun 1479 SM, Thutmose II meninggal dan Hatshepsut terus memerintah hingga sampai kematiannya pada tahun 1458 SM. Diyakini oleh banyak ahli Mesir Kuno dan sejarahwan bahwa Hatshepsut adalah salah satu ratu yang paling sukses dalam sejarah Mesir kuno. Dia menghasilkan banyak proyek bangunan serta jaringan perdagangan dibangun kembali ketika diganggu oleh penjajah Hyksos dari Periode Menengah Kedua. Hatshepsut juga memimpin ekspedisi besar-besaran ke Tanah Punt, sebuah negara kaya dan modern di selatan Mesir. Hatshepsut juga diyakini telah memimpin kampanye militer yang sukses di Nubia, Levant, dan Suriah selama masa pemerintahannya .
9. Elizabeth I Ratu Inggris
Meskipun ratu masa lalu seperti Matilda, Lady Jane Grey, dan Mary pernah memerintah Inggris, Elizabeth adalah benar-benar ratu bermahkota pertama yang berhasil memerintah dengan kekuasaan mutlak. Dia tidak pernah menikah, sehingga lebih sering disebut sebagai "Ratu Perawan." Elizabeth adalah salah satu ratu terbaik yang selalu diingat karena berhasil membawa Renaissance ke Inggris. Dia juga akan selalu dikenang karena keberhasilannya mengalahkan armada Spanyol dan mendirikan Protestan di Inggris, menggantikan Katolik Roma. Elizabeth adalah putri Raja Henry VIII dengan istri keduanya, Anne Boleyn dan dia memerintah Inggris dari tahun 1558 sampai ajal menjemputnya pada tahun 1603. Dia adalah ratu terakhir dari Dinasti Tudor dan masa pemerintahannya dikenal sebagai "Era Elizabeth." Elizabeth adalah benar-benar seorang intelektual dan dia dididik oleh sarjana terkenal, Roger Ascham. Sebagai mahasiswi, dia belajar bahasa Yunani, Latin, retorika, dan filsafat, dia menguasai semua mata pelajaran ini. Tidak mengherankan, ketika Elizabeth berkuasa, dia mengubah Inggris menjadi pusat bagi para penyair, penulis, musisi, dan sarjana. Dia memiliki hubungan dekat dengan tokoh-tokoh sastra ternama seperti William Shakespeare, Edmund Spenser, dan Christopher Marlowe.
10. Maria Theresa Ratu Austria
Maria Theresa meneruskan tahta menggantikan ayahnya, Kaisar Romawi Suci Charles VI, sebagai ratu dari Hapsburg yang mengendalikan tanah Eropa Tengah pada tahun 1740. Dia membesarkan anak lelakinya seorang diri, Joseph II, setelah kematian suaminya pada tahun 1765. Pada tahun yang sama, Maria Theresa benar-benar berkuasa secara mutlak. Fredrick II dari Brandenburg-Prussia memprakarsai perang Austria dengan menyerang provinsi Hapsburg dari Silesia. Fredrick menolak untuk mengakui bahwa Maria Theresa adalah sebagai pewaris tahta kerajaan yang sah. Fredrick mendapat dukungan dari negara-negara lain seperti Bavaria, Saxony, Perancis, dan Spanyol yang berpotensi menimbulkan konflik. Maria Theresa membalas serangan dengan mengerahkan sejumlah angkatan bersenjatanya. Sehingga, dia mampu mengusir tentara yang menyerangnya dan mengukuhkan negara Hapsburg sebagai kekuatan besar Eropa. Perang secara resmi berakhir pada tahun 1748 dengan penandatanganan Perjanjian Aix-la-Chapelle. Maria Theresa membawa banyak perubahan ekonomi dan politik untuk kerajaannya. Dia meningkatkan jumlah pasukannya sebanyak 200 persen serta meningkatan jumlah pajak untuk menjamin penghasilan tetap bagi pemerintah, dan khususnya juga untuk militer. Dia sukses menyatukan Austria dan Bohemian yang sebelumnya terpisah, menjadi satu kantor administrasi di bawah masa pemerintahannya. Dia juga sebagai pencetus apa yang kemudian dikenal sebagai Revolusi Diplomatik pada 1756 ketika dia menciptakan aliansi baru dengan Perancis, mantan musuh, untuk melayani sebagai koalisi melawan sekutu baru Prusia dan Inggris Raya.
11. Cixi Ratu Cina
Cixi mungkin wanita paling berpengaruh di Cina setelah Ratu Wu Zetian abad ketujuh dari Dinasti Zhou. Bahkan, Cixi mungkin lebih kuat daripada Wu Zetian. Dia adalah seorang pemimpin yang ambisius dan konservatif. Dia menentang pengaruh asing dan mendukung Pemberontakan Boxer dari tahun 1900. Cixi adalah permaisuri Kaisar Xianfeng. Setelah kematian suaminya, dia bertindak sebagai wali untuk anaknya, Kaisar Tongzhi, dan kemudian untuk keponakannya, Guangxu. Masa pemerintahannya dimulai pada tahun 1861 hingga sampai kematiannya pada tahun 1908. Cixi adalah janda permaisuri terakhir dari etnis Manchu Dinasti Qing dan janda permaisuri terakhir China. Cixi dikirim ke Kota Terlarang pada tahun 1851, untuk menjadi selir Kaisar Xianfeng. Pada tahun 1856, Cixi melahirkan anaknya yang bakal menjadi kaisar masa depan, Tongzhi. Setelah kelahiran anaknya, status Cixi diangkat di pengadilan kerajaan dan dia resmi menjadi selir. Kaisar Xianfeng meninggal pada tahun 1861 dan segera Tongzhi menjadi kaisar dengan Cixi bertindak sebagai wakil. Namun dalam kenyataannya, Cixi memegang kekuasaan yang sesungguhnya karena dia memiliki kontrol penuh atas urusan negara. Dia dikelilingi dengan para penasihat yang setia, yang juga memberikan kontribusi besar atas keberhasilannya dalam mempertahankan kekuasaan.
Sumber : kaskus / ibnutiangfei
Belum ada Komentar untuk "Perkenalkan, Ratu-Ratu Paling Berkuasa dalam Sejarah Dunia"
Posting Komentar