8 Tips Jadi Gamer yang Baik


Apa sih arti gamer itu? Menurut wikipedia, gamer berarti seseorang yang memainkan sebuah permainan, terutama permainan video (video game) dan papan (board game seperti catur), menjadikannya hobby pengisi waktu luang dan cukup terampil dalam memainkannya. Definisi yang sama juga terdapat di situs urban dictionary. Jadi selain suka main game, seseorang bisa disebut gamer jika terampil memainkan game yang bersangkutan. Sebenarnya tidak bisa dibantah bahwa masyarakat kita (atau bahkan dunia) selalu skeptis terhadap gamer. Cukup banyak alasannya misalnya karena sering lupa waktu, buang-buang uang, dan lainnya. Bahkan game sering menjadi kambing hitam atas beberapa aksi kekerasan dan pembunuhan yang terjadi di banyak tempat di dunia. Nah karena itulah ane mencoba sekedar sharing beberapa hal yang sebaiknya dihindari oleh gamer.



1. No Self-proclaim, Keep Anonymous


Di media sosial, sering sekali ditemukan status user yang menyatakan kalau dirinya seorang gamer, dengan memasang picture profil karakter atau gambar dari game tertentu. Atau memasang hastag #Iamgamer, atau hastag lain. Buat apa? Apa mungkin dengan tujuan agar semua orang mengakui kalau dirinya adalah gamer dan merasa kalau gamer itu keren. Sebuah tindakan yang justru akan membuat orang lain semakin skeptis dan risih. Lebih baik sebagai gamer, tetaplah stay hidden, sembunyikan kalau kita mempunyai hobby tersebut, tidak perlu sampai orang tahu kalau kalau kita adalah gamer, karena toh kalau orang lain tahu juga tidak ada gunanya sama sekali. Kegiatan gaming akan tetap berjalan lancar meskipun tiada yang tahu ataupun tidak ada pengakuan kalau kita gamer. Kecuali kalau kita memang berada di sebuah komunitas atau bertemu dengan sesama gamer.



2. Tidak Perlu Menjadi Fanboy Fanatik


PC itu keren bisa multitasking bisa ini itu.... consol itu nggak ribet, nggak usah pake instal segala.., Sering terjadi perdebatan semacam itu di dunia maya atau bahkan di dunia nyata. Platform game yang cukup beragam membuat masing-masing platform memiliki basis penggunanya sendiri. Seperti halnya klub sepakbola, masing-masing user sering mengklaim bahwa platform yang dimilikinya adalah yang terbaik dan menyindir kekurangan platform lain. Tentu saja hal tersebut berujung adu argumen yang tiada habisnya, yang membuang-buang waktu dan pikiran. Masing-masing platform memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan tiap orang memilih platform tertentu sesuai dengan kebutuhannya. Karena itulah tidak perlu diributkan mana yang terbaik. Lagipula meskipun berbeda platform toh tetap saja merupakan satu hobby, sehingga sangat disayangkan kalau saling gontok-gontokan.



3. Jaga Emosi, Hindari Chat Abuse


Meskipun game itu tujuannya hanyalah fun semata, tetapi tetap saja kemungkinan memancing emosi terbuka lebar mengingat tingkat kesabaran tiap orang juga berbeda-beda dan juga cukup banyak game dengan tingkat kesulitan lumayan tinggi. Meluapkan kemarahan di depan layar sudah biasa terjadi. Kalau bermain sendirian sih mungkin tidak masalah, tetapi lain ceritanya jika kita bemain bersama-sama orang lain dengan mode multiplayer. Tensi pemainan yang tinggi kadang membuat emosi naik seketika dan meluapkannya dengan melakukan chat abuse, mengirim pesan umpatan via chat, mengejek dan menuduh player lain curang dan sebagainya. Tentu saja hal ini bukan sebuah tindakan yang bijaksana karena dapat memancing pertengkaran dengan player lain. Selain itu kadang sanksi kick hingga banned juga diberikan bagi player yang bersangkutan.



4. Cheating? No Way..!!


Cheat, dibenci sekaligus dicari. Tidak bisa dipungkiri cheat selalu mengiringi perkembangan dari game itu sendiri. Meskipun banyak gamer memproklamirkan kalau dirinya anti-cheating, toh setiap muncul judul game baru selalu dibarengi dengan munculnya cheat atau trainer. Banyak alasan kenapa gamer memakai cheat, kebanyakan alasan untuk mempercepat waktu permainan. Kalau bermain single player mungkin tidak masalah toh yang kita lawan adalah A.I atau bot. Lain halnya kalau kita berkompetisi secara multiplayer dengan pemain lain. Menggunakan cheat seperti farming bot, aimbot atau wallhack tentu mencederai sistem kompetisi yang ada dan sebuah penghinaan terhadap para player lain yang selama ini bermain dengan jujur. Dalam dunia olah raga hal tersebut bisa disamakan dengan memakai doping. Jika pemakai doping saja tidak pantas disebut olahragawan, apakah seorang cheater pantas disebut gamer?



5. Jangan Sampai Lupa Waktu


Nah kata-kata ini sering diucapkan oleh orang tua kita dulu. Ternyata kata-kata tersebut bukan tanpa alasan. Sebagian besar game bersifat addict dan membuat ketagihan, terutama game-game jenis RPG yang gameplay-nya kompleks. Mungkin jika bermain secara single player tingkat adiksi tidak begitu tinggi dikarenakan lawan main kita adalah bot. Gerakan bot atau A.I yang hanya itu-itu saja akan lambat laun membuat kita bosan. Tetapi tingkat adiksi akan meningkat drastis jika kita bermain secara multiplayer dengan player lain. Suasana kompetitif bertensi tinggi dan lawan main yang dinamis membuat gamer rela menghabiskan waktu puluhan jam di depan layar. Yang mengakibatkan lupa mandi, makan dan istirahat. Sebuah tindakan konyol yang justru akan berakibat fatal bagi kesehatan kita. 24 hours gaming? Its not wothed man



6. Get A Real Life, Guys!!


Selain tidak bermain game hingga melupakan semua kebutuhan primer kita, jangan lupa pada dasarnya kita merupakan makhluk sosial di dunia nyata di mana kita juga butuh bersosialisasi dengan masyarakat luar. Oke, dunia di Skyrim memang indah sekaligus menantang tapi ups... its not where we belong dude!! Jangan sampai kenikmatan semu dalam game menjauhkan kita dari dunia nyata yang notabene merupakan tempat kita sesungguhnya. Kita butuh berinteraksi dengan orang lain, kita butuh pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan, terlebih lagi kita juga membutuhkan seorang pendamping hidup yang nyaris mustahil didapatkan di dunia DOTA atau World of Warcraft. Kitalah yang harus mengendalikan game itu sendiri, jangan sampai kita yang dikendalikan olehnya. Game nerd? Do it with your own risk!!



7. Jangan Bawa Game Ke Dunia Nyata


Sebenarnya point ini TS agak ragu memasukannya soalnya gamer di Indonesia kebanyakan tidak sampai menjadi nerd sehingga jarang melakukannya. Tidak ada yang salah jika kita bermimpi bisa melakukan apa yang dilakukan oleh karakter yang kita mainkan di game. Hanya saja jangan sampai mimpi atau angan-agan itu kita bawa ke dunia nyata karena semua hal absurd yang dilakukan oleh karakter game tersebut sangat mustahil diaplikasikan di dunia nyata. Mencuri mobil, mengebut, menghajar dan menembaki orang dijalanan layaknya Trevor Phillips? Jauhkan angan-angan seperti itu. Karena jika kita nekat melakukannya beberapa lubang peluru di dada sudah pasti akan kita dapat dari para polisi dan kali ini tidak ada opsi retry.



8. Menghindari Game Bajakan


ebenarnya masalah game bajakan merupakan masalah sensitif karena sering menimbulkan polemik tersendiri. Memang mengunduh dan memainkan game bajakan merupakan tindakan ilegal tetapi setiap gamer yang melakukannya pasti mempunyai alasan tersendiri (tidak perlu TS sebutkan). Tapi ingat, mengunduh game bajakan bisa diibaratkan sebagai tindakan pencurian karena game-game tersebut dibuat oleh developer dengan susah payah dan dengan modal dan sumber daya yang tidak sedikit. Punya PC atau konsol komplet tetapi game-nya bajakan? Tapi kan harga game original mahal mencapai ratusan ribu? Lho tapi kalau menunggu autumn sale kelamaan dong, keburu bangkotan nih? Iya sih game-game indie murah tapi kan kualitasnya tidak bisa setara dengan game kualitas AAA? Yah jawaban semua pertanyaan itu kembali pada diri kita masing-masing.
 
 Nah itu tadi beberapa tips dari ane. Jika ada yang mau menambahkan silahkan dan jika menarik akan ane masukkan pejwan. Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan. Terima kasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di trit ane selanjutnya.



Sumber : kaskus / parasyte

Belum ada Komentar untuk "8 Tips Jadi Gamer yang Baik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel