Suka Duka Menjadi Anak IPA
Sebenernya ane pengen share tentang suka duka mahasiswa Teknik Informatika, tapi apa daya.. ane baru mulai kuliah di tahun 2014 kemarin. Sekarang baru semester 3. Jadi boleh dibilang kalo ane belum makan asam garamnya menjadi anak IT, wkwkwk.. Belum ada apa-apanya deh dibanding agan & aganwati yang sedang bertempur menghadapi final boss yang bernama Skripsi.
Ya sudahlah, ane mau bahas tentang suka duka jadi anak IPA. Ini berdasarkan pengalaman bersama temen-temen ane selama 2 tahun menghuni jurusan IPA di SMA (sekalian nostalgia, hahahaha). Ane bikin selang-seling antara suka 'n dukanya.
1. Serasa jadi ilmuwan waktu praktikum:
Ujian praktek biologi
Praktek IPA seringnya di laboratorium. Entah pas praktek fisika, kimia, biologi, hukumnya wajib pake jas lab. Kadang juga harus pake sarung tangan 'n masker. Kita serasa jadi ilmuwan yang melakukan banyak eksperimen. Tabung reaksi, gelas ukur, mikroskop, kaca preparat, NaOH & asam sulfat itu cuma beberapa di antara sekian banyak alat & bahan praktikumnya anak IPA.
2. Praktek, laporan, praktek, laporan, dan begitu seterusnya:
Nah, ini yang agak ngeselin. Apalagi kalo lagi musim praktikum (enakan juga musim duren kan ), anak IPA harus bikin banyak laporan sekaligus 'n biasanya deadline pengumpulan laporannya berdekatan. Bagaimanapun itu emang udah kewajiban kita yang belajar di jurusan IPA. Puncaknya pas ujian praktek IPA menjelang kelulusan, waktu itu di sekolah ane harus mengerjakan 6 praktikum sekaligus dalam sehari (Fisika 2, Kimia 2, Biologi 2). Kalo anak IPS mah nyantai, mapel IPS gak ada ujian prakteknya waktu itu.
Setelah bikin laporan ini itu, beberapa hari kemudian semua laporan dikumpulkan. Lega rasanya euy setelah selesai ujian praktek IPA. Tinggal belajar deh untuk Try Out & UN.
3. Dapet anggapan yang lebih dibanding jurusan lain:

Umumnya anak IPA dianggap lebih logis, pintar & berkompetensi dibanding anak IPS / Bahasa. Anggapan tersebut datang dari banyak kalangan: guru, orangtua, teman sekolah, dsb. Padahal nyatanya cuma sebagian anak IPA yang gitu, ada juga yang kurang pintar 'n kurang logis.
Tiap jurusan bagus asalkan sesuai MINAT & KEMAMPUAN.
4. Selama 2 tahun "bersahabat" dengan Trigonometri:
Matematika-nya IPA lebih ke trigonometri gan. Ini tergolong salah satu bab matematika yang horor. Trigonometri juga ada di sebagian besar mapel fisika. Gak sekedar pythagoras & menghitung nilai sin cos tan pake sisi depan samping miring. Banyak rumus trigonometri yang sulit dihafalkan & dimengerti, untungnya bisa pake jembatan keledai. Dulu guru mat ane pas kelas XI nyuruh bikin lagu dari rumus-rumus itu, ngerjainnya per kelompok. Unik kan? Tujuannya biar rumus-rumus trigonometri gampang diingat.
Sumber : kaskus / tian.coolerz
Belum ada Komentar untuk "Suka Duka Menjadi Anak IPA"
Posting Komentar