Asbestosis Penyakit Berbahaya Untuk Paru-Paru


Apa itu Asbestosis? Asbestosis merupakan penyakit paru-paru kronis akibat paparan asbes atau serat asbes dalam waktu lama. Asbes adalah suatu jenis mineral yang biasanya digunakan beberapa orang untuk pemasangan lantai atau atap bangunan. Asbes yang masih dalam kondisi baik tidak akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Namun, saat abses mengalami kerusakan, material tersebut dapat mengeluarkan debu halus yang mengandung serat asbes. Debu yang mengandung serat asbes rentan terhirup  manusia. Akibatnya, paru-paru yang menghisap serat asbes dapat mengalami kerusakan secara bertahap. Kondisi ini menghambat pernapasan dan penyerapan oksigen dalam aliran darah.


Gejala Asbestosis
Gejala asbestosis biasanya baru muncul bertahun-tahun setelah paparan asbes terjadi secara terus-menerus. Berikut ini adalah sejumlah tanda-tanda asbestosis:
  • Nyeri dada atau bahu.
  • Batuk kering secara terus-
  • Dalam keadaan parah, kuku jari tangan memnjadi bulat, melebar, atau membesar (jari tabuh).
  • Selera makan berkurang yang diikuti penurunan berat badan.
  • Napas menjadi pendek atau sesak.
  • Kelelahan yang parah.
  • Napas berbunyi nyaring (mengi).
Baca Juga : Apa Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Beras?

Penyebab Asbestosis
Asbestosis banyak dialami oleh para pekerja di bidang industri, terutama pada tahun 1970 hingga 1990-an. Contoh profesi yang berisiko mengalami asbestosis, di antaranya adalah pekerja pertambangan, pemasangan listrik atau bangunan, mekanik, teknisi serta teknisi pemasangan rel.

Asbestosis terjadi setelah seseorang menghirup debu yang mengandung serat asbes dalam waktu lama. Debu dengan serat asbes tersebut terperangkap dalam alveoli (kantong udara dalam paru-paru) dan membentuk jaringan parut sehingga paru-paru menjadi kaku. Jaringan paru-paru yang kaku membuat organ tersebut tidak dapat mengembang dan mengempis secara normal. Akibatnya, penderita menjadi sulit bernapas. Kondisi ini bisa menjadi lebih parah jika penderita terbiasa merokok.

Baca Juga : Begini Nasib Sosok Ibu Jempol di Iklan RCTI Oke Saat Ini Setelah Puluhan Tahun Berlalu

Diagnosis Asbestosis
Saat seseorang dicurigai mengalami asbestosis dari gejala-gejala yang dialaminya, dokter akan mulai melakukan pemeriksaan fisik, terutama untuk melihat fungsi paru-paru. Pemindaian melalui foto Rontgen dada penting dilakukan. Bagi penderita asbestosis, jaringan paru akan terlihat seperti sarang tawon atau terdapat area berwarna putih yang luas.

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah tes fungsi paru dengan bantuan alat yang disebut spirometer. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur kerja organ paru-paru dalam menghirup, menampung, atau menghembuskan udara. Selain itu, tes ini juga dapat digunakan untuk mengukur jumlah oksigen yang dapat diserap ke dalam aliran darah.

Tes lain yang mungkin juga dapat digunakan untuk memastikan terjadinya asbestosis adalah CT scan. Pemindaian ini dapat melengkapi hasil dari pemeriksaan foto Rontgen dada guna melihat kondisi paru-paru secara lebih jelas.

Sedangkan untuk melihat keberadaan serat asbes dalam jaringan paru-paru, dokter dapat melakukan biopsi paru.

Baca Juga : Satu Orang Yang Selamat Pada Kiamat Kecil Yang Terjadi Tahun 1902

Pengobatan Asbestosis
Asbestosis tidak dapat sembuh sepenuhnya, namun gejalanya dapat diringankan dan tingkat keparahan penyakit ini dapat ditekan. Pengobatan bisa menunjukkan hasil yang baik jika didukung dengan upaya menghentikan kebiasaan merokok atau menghindari asap rokok. Selain dapat menyebabkan emfisema, asap rokok dapat mengurangi volume udara dalam paru-paru. Pasien asbestosis juga biasanya akan disarankan untuk menerima vaksinasi, terutama vaksinasi flu dan pneumonia, guna mengurangi risiko infeksi paru-paru.

Salah satu pengobatan asbestosis adalah melalui terapi, misalnya terapi pemberian oksigen. Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki pernapasaan pasien, terutama jika kadar oksgen dalam darahnya sangat rendah. Terapi oksigen dilakukan dengan mesin atau tabung oksgen yang dapat mengalirkan oksigen melalui selang yang diletakkan Jenis terapi lain yang mungkin disarankan adalah rehabilitasi paru. Terapi ini mencakup latihan-latihan, diskusi, serta nasihat medis yang bisa diterapkan untuk mengurangi gejala asbestosis.

Selama dalam masa pengobatan, pemeriksaan secara berkala tetap perlu dilakukan. Pemeriksaan tersebut meliputi tes fungsi paru dan pemindaian dada. Jarak waktu pemeriksaan tergantung dari tingkat keparahan asbestosis.

Jika tingkat keparahan gejala asbestosis sudah sangat parah dan tidak bisa ditangani dengan cara-cara pengobatan di atas, maka pasien kemungkinan akan direkomendasikan untuk menjalani operasi transplantasi paru-paru.


Komplikasi Asbestosis
Komplikasi yang dapat ditimbulkan asbestosis, antara lain adalah:
  • Kanker paru-paru.
  • Mesothelioma (kanker pada lapisan paru-paru, jantung, perut, atau testis).
  • Penebalan pleura, yaitu lapisan yang membungkus paru-paru.

Pencegahan Asbestosis
Mengurangi paparan asbes merupakan pencegahan yang terbaik. Pekerja yang bekerja menggunakan material asbes harus menggunakan alat pelindung diri ketika terpapar dengan asbes.

Kebanyakan rumah yang dibangun sebelum tahun 1970 menggunakan material yang mengandung asbes seperti lantai dan pipa. Tidak perlu khawatir selama material tidak rusak, karena tidak ada serat asbes yang dilepaskan ke udara.

Jika Anda pekerja yang terpapar dengan asbes selama lebih dari 10 tahun, sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan foto Rontgen dada dan pemeriksaan rutin setiap tiga sampai lima tahun.

Belum ada Komentar untuk "Asbestosis Penyakit Berbahaya Untuk Paru-Paru"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel