Kolonel Alex Evert Kawilarang, Tentara Lurus Perintis Kopassus
Alex Kawilarang, perintis Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu adalah tentara tulen: jujur, pantang menyerah, dan punya harga diri.
Beliau pernah menjadi komandan penumpasan Republik Maluku Selatan (RMS), dan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Gagasan Alex Kawilarang Membentuk Kesatuan Elit
Pada ekspedisi militer selanjutnya di Maluku, Alex memilih bekerjasama dengan Slamet Riyadi. Pada 28 September 1950, Kawilarang mengeluarkan perintah untuk melakukan serangan gabungan dengan sandi Senopati. Serangan melibatkan 6 batalion infanteri ditambah 3 kompi angkatan darat ditambah 9 kapal perang, 3 kapal niaga sebagai pengangkut pasukan, 12 kapal pendarat, dan 2 pesawat pengebom taktis B-25.
Namun, jumlah pasukan dan senjata itu belum jaminan bagi Alex untuk mengalahkan eks-KNIL baret hijau dan merah. Pasukan yang didaratkan adalah pasukan yang belum cukup pengalaman tempur. Bahkan, di antara pasukan infanteri itu ada yang belum pernah melihat laut. "Sewaktu akan meninggalkan perahu pendarat untuk melangkah ke pantai dengan lebih dulu terjun ke laut, saya mendengar seorang prajurit berteriak spontan kepada temannya, 'Lho kok air laut asin rasanya?'. Seluruh prajurit dari Batalion Soeradji berasal dari Jawa Tengah. Tidak ada seorang pun di antara mereka yang pernah mencebur ke laut," kata Kawilarang sebagaimana ditulis Julius Pour dalam Ignatius Slamet Rijadi: Dari Mengusir Kempeitai sampai Menumpas RMS (2008). Bertolak dari pengalaman ini, Alex berpikir untuk membentuk pasukan elit di angkatan darat. Namun, gagasan itu belum ia wujudkan karena RMS belum hancur setidaknya sampai Slamet Riyadi tertembak peluru senapan mesin pada 4 November 1950. Dua hari kemudian, Ambon bisa diduduki TNI. Sebulan kemudian, Soumokil ditangkap di Seram Utara.
Belum ada Komentar untuk "Kolonel Alex Evert Kawilarang, Tentara Lurus Perintis Kopassus"
Posting Komentar