Isu Bagi-Bagi Sembako Bikin Ahok-Djarot Kalah di Pilgub DKI



















Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Anies Baswedan- Sandiaga Uno, berhasil mengungguli pasangan Basuki T Purnama ( Ahok)- Djarot Saiful Hidayat versi hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Isu pembagian diduga menjadi faktor kekalahan Ahok-Djarot.

Hal itu diungkapkan peneliti LSI Rully Akbar. Dia mengatakan faktor kekalahan Ahok-Djarot dikarenakan rumor pembagian sembako oleh pendukung dan simpatisan di sejumlah daerah di Jakarta. Tudingan bagi-bagi sembako itu ternyata merusak citra Ahok-Djarot sebelumnya dinilai bersih dan jujur.

"Faktor gerilya sembako yang dilakukan oleh simpatisan pasangan ahok- djarot yang akhirnya menjatuhkan sendiri atau menjadi blunder besar bagi pasangan Ahok Djarot," kata Rully di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta, Rabu (19/4).

Faktor lainnya, kata dia, masyarakat masih terpengaruh ucapan Ahok soal surat Al-Maidah ayat 51 dihubungkan dengan Pilgub DKI. Rully menilai warga mencap pernyataan Ahok itu sebagai bentuk penistaan agama meski proses hukum di pengadilan masih berjalan.

"Isu penistaan agama, jadi memang mayoritas manusia di atas 50 persen menganggap Basuki Tjahaja Purnama dengan pernyataan kemarin soal Al Maidah 51 adalah salah satu penistaan agama," tegasnya.

LSI menemukan tren sebagian besar warga Jakarta ingin adanya pemimpin baru ibu kota. Termasuk, warga Jakarta ogah dipimpin seorang terdakwa penista agama.

"Kedua juga adalah mayoritas publik di atas 50 persen juga menginginkan gubernur baru. Ketiga adalah soal pemilih tidak ingin dipimpin oleh gubernur yang berstatus sebagai tersangka itu semua di atas 50 persen dari hasil temuan rilis-rilis kita sebelumnya," terang Rully.

Kemenangan Anies-Sandi, kata Rully, juga tak lepas dari efek Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Jelang tahapan pencoblosan, Prabowo disebut merilis sejumlah video menyangkut isu-isu kebangsaan, keragaaman dan keamanan.

"Prabowo di akhir dua minggu terakhir Prabowo merilis video-videonya yang memberikan pernyataan-pernyataannya yang bersifat kebangsaan. Lalu isu keragaman baru juga stabilitas politik lalu juga membuat stabilitas keamanan," jelasnya.

Pernyataan Prabowo dimuat dalam video itu ternyata berhasil merebut hati pemilih Ahok-Djarot untuk memilih Anies-Sandiaga. Masyarakat percaya jika Anies-Sandiaga memimpin, stabilitas politik, ekonomi dan keamanan akan terjaga dengan baik.

"Akhirnya mereka make sense bahwa dengan stabilitas politik yang baik dan stabilitas keamanan yang baik akhirnya bisa menciptakan ekonomi yang baik juga untuk DKI Jakarta," pungkas Rully.

Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) telah merilis hasil perhitungan cepat putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Berdasarkan data 100 persen pada pukul 17.35 WIB, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno berhasil mengungguli pasangan Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Pasangan Anies-Sandiaga memperoleh suara sebesar 57,67 persen berbanding suara pasangan Ahok-Djarot 42,33 persen

"Hasil 42,33 persen untuk pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat dan untuk Anies Baswedan sandiaga Uno sebanyak 57,67 persen," kata Peneliti LSI, Rully Akbar.

Politisi PDI-P: Banyak Faktor Ahok Kalah, Salah Satunya Keluhan Birokrat



















Pasangan Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat harus menelan kekalahan dari pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada gelaran Pilkada DKI Jakarta. Beberapa hal dinilai menjadi penyebab kekalahan pasangan petahana itu.

"Enggak bisa direduksi dalam satu sebab, banyak hal saya kira," kata Ketua DPP PDI-P Hendrawan Supratikno di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/4/2017).

Salah satunya adalah "curhatan" dari warga. Hendrawan menceritakan sejumlah keluhan yang diterimanya terhadap Ahok yang diungkapkan oleh birokrat hingga pengusaha.


"Birokrat yang saya temui mengatakan 'haduh, kalau Ahok menang lagi, penderitaan kami semakin panjang, enggak bisa main-main anggaran'. Pengusaha yang saya temui 'apa sih untungnya Ahok sebagai gubernur. Pajak dinaikkan'," ungkap Hendrawan.

"Beberapa orang lainnya, 'duh nanti kami kemaraunya lebih panjang lagi'," sambung dia.

Persoalan koordinasi juga dinilai sebagai penyebab lainnya. Namun, Hendrawan mengatakan, hal itu terjadi pada setiap parpol saat bekerja sama dengan parpol lainnya di sebuah daerah.

Sedangkan DKI dianggap menjadi salah satu wilayah dengan pertarungan politik cukup kuat. Ia mencontohkan kader partai A dam partai B di Jakarta Utara.

Dua kader partai pendukung tersebut dipaksa mesti berkoalisi pada Pilkada DKI, padahal keduanya harus bersaing pada kesempatan lainnya.

"Anda yang saya tahu nanti akan jadi musuh saya 2019, eh sekarang saya kerja sama dengan Anda. Susah dong. Begitu saya punya kantong (pemilih) yang sudah relatif jadi pendukung, masa mau mengajak lawan dengan sukarela," tuturnya.

Kalah dari Anies, Ahok Tak akan Gugat Hasil Pilgub DKI 2017






















Cagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku tidak akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi terkait hasil Pilgub DKI 2017. Sebab, Ahok sudah legawa atas hasil yang ada.

"Saya kira nggak ada niat gugat, ya. Kalau memang sudah kayak begitu, ya sudah saya kira," kata Ahok di kantor NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (19/4/2017).

Terkait dengan adanya kecurangan yang ditemukan oleh tim suksesnya selama proses pencoblosan, Ahok mengatakan itu merupakan urusan timses. Dia sendiri mengaku belum bertemu dengan timses untuk membicarakan hal tersebut.

"Saya nggak tahu (soal kecurangan), nanti urusan timses. Saya belum ketemu timses," ujar Ahok.

Senada dengan Ahok, Ketua Timses Ahok-Djarot, Prasetyo Edi Marsudi, mengindikasikan bahwa timnya tidak akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi terkait hasil Pilgub DKI. Prasetyo mengatakan timnya mencoba rasional atas hasil hitung cepat (quick count) dari beberapa lembaga survei.

"Kita lihat nanti hasil resmi KPU DKI, kita ada catatan-catatan. Tapi melihat hasil quick count yang sudah berjalan ini, kecenderungannya terlalu jauh. Kalau dia menang, kita mesti support (dukung) dia (Anies-Sandiaga) juga sebagai pemenang pilkada. Jakarta perlu pembangunan, masih banyak yang perlu dibereskan," kata Prasetyo di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Rabu

Belum ada Komentar untuk "Isu Bagi-Bagi Sembako Bikin Ahok-Djarot Kalah di Pilgub DKI"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel