Mengintip Suasana Desa-Desa Paling "Ekstrim" di Dunia

Desa, atau udik, menurut definisi "universal", adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut kampung (Banten, Jawa Barat) atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera Barat). Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala Kampung atau Petinggi di Kalimantan Timur, Klèbun di Madura, Pambakal di Kalimantan Selatan, dan Kuwu di Cirebon, Hukum Tua di Sulawesi Utara.

Sejak diberlakukannya otonomi daerah Istilah desa dapat disebut dengan nama lain, misalnya di Sumatera Barat disebut dengan istilah nagari, di Aceh dengan istilah gampong, di Papua dan Kutai Barat, Kalimantan Timur disebut dengan istilah kampung. Begitu pula segala istilah dan institusi di desa dapat disebut dengan nama lain sesuai dengan karakteristik adat istiadat desa tersebut. Hal ini merupakan salah satu pengakuan dan penghormatan Pemerintah terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.
Desa identik dengan suasana damai dan nyaman. Tapi, ada beberapa desa di dunia yang terbilang ekstrem karena iklim dan lokasinya yang tidak biasa. Ada desa di dalam kawah gunung sampai desa di bawah tanah.

Desa yang terletak di kawah gunung api hingga di tengah gurun pasir tentunya tidak biasa, walaupun memang benar ada.



 Pitigliano, Italia


Italia tidak hanya terkenal akan bangunan-bangunan bersejarah, namun juga desanya yang terkenal hangat dan damai. Salah satu desa yang unik adalah Pitigliano di provinsi Grosseto. Walaupun indah, namun letaknya cukup ekstrem karena berada di pinggir tebing gunung kapur.

Letaknya yang cukup terpencil juga membuat Pitigliano tidak ada ubahnya dengan desa di abad pertengahan. Pitigliano juga disebut dengan 'Little Jerusalem' karena keberadaan komunitas Yahudi di sana.

Namun letaknya yang ekstrem pun tetap tidak mengurangi keindahan dari desa ini. Sekilas desa ini tampak seperti Cappadocia di Turki, hanya lebih hijau dan indah.




Aogashima, Jepang


Membicarakan desa ekstrem, Aogashima yang terletak di Laut Filipina bisa jadi merupakan yang paling ekstrem dari semuanya. Pulau terpencil yang masuk wilayah Jepang tersebut memiliki sebuah gunung api aktif, beserta desa di dalamnya.

Pada abad ke-18, gunung di Aogashima pernah meletus dan mengakibatkan korban jiwa hingga setengah populasi desa. Herannya, penduduk desa yang dahulu melarikan diri malah kembali lagi ke Aogashima 50 tahun kemudian.

Namun walau berbahaya, Aogashima memiliki tanah yang hijau dan begitu subur akibat dari letusan yang terjadi dulu. Jadi tidak heran kalau tanahnya begitu indah dan nyaman untuk ditinggali, mengingat bahaya yang seakan-akan dapat terjadi.




Coober Pedy, Australia


Desa di bawah tanah tidak cuma ada di film-film. Nyatanya negara bagian South Australia punya desa bawah tanah yang dikenal dengan nama Coober Pedy. Dahulu, Coober Pedy terkenal sebagai pusat pertambangan batu akik jenis opal.

Sejarahnya, desa ini memiliki iklim yang cukup tandus dan ekstrem. Gara-gara itu, muncul inisiatif warga untuk menambang lereng bukit dan menjadikannya sebagai tempat tinggal. Sejumlah hotel bawah tanah pun bermunculan untuk menarik wisatawan.

Atas keunikannya itu, Coober Pedy pun cukup populer di kalangan wisatawan yang datang ke Australia. Kapan lagi merasakan tidur di bawah tanah?




4. Monemvasia, Yunani


Selain Santorini dan Athena, Yunani juga punya desa terpencil di Monemvasia. Secara letak desa tersebut berada di sebuah pulau terpencil di bagian Yunani. Selain terpencil, desa tersebut juga tersembunyi di balik sebuah bukit batu raksasa.

Akses menuju Monemvasia hanya berupa jalan sepanjang 200 meter dari pulau besar terdekat. Akibat letaknya yang terpencil dan seakan terasing, desa tersebut juga masih memiliki beberapa gereja Byzantin dan benteng bersejarah.

Akses jalan di Monemvasia juga diperuntukkan bagi pejalan kaki dan penggembala saja. Tentunya Anda tidak akan menemukan kendaraan bermotor yang menimbulkan polusi di desa ini. Desa ini sungguh cocok untuk bersantai dan menenangkan pikiran.




Huacachina, Peru


Gurun pasir identik dengan udara panas dan tidak nyaman untuk ditinggali. Namun faktanya, ada sebuah desa bernama Huacachina yang terletak di sebuah oase di tengah gurun pasir Peru.

Secara letak, Hucachina berada sekitar 8 km dari Kota Ica di Peru Selatan. Uniknya, terdapat berbagai vila dan resor mewah di Huacachina. Tidak sedikit wisatawan biasa hingga tajir yang datang dan menghabiskan uang di sana.

Huacachina pun ditinggali oleh sekitar 100 penduduk yang juga hidup dari sektor pariwisata. Selain bisa menikmati kenyamanan di tengah gurun pasir, pengunjung juga bisa main seluncur pasir dan menikmati keindahan gurun pasir. Desa ini mungkin cocok bagi Agan yang mencari tempat penginapan berbeda.




Isortoq, Greenland


Desa ekstrem terakhir adalah Isortoq di Greenland. Desa tersebut terbilang ekstrem karena iklim yang dingin dan tidak bersahabat untuk ditinggali, walau toh nyatanya ada saja yang tinggal di sana.

Uniknya, iklim dingin di Isortoq menjadi surga bagi beberapa fauna lokal seperti anjing laut dan berbagai macam lainnya. Sehari-harinya masyarakat di desa itu hidup dari berburu.

Mungkin saja Isortoq bisa menjadi destinasi wisata yang menarik dan berbeda untuk dikunjungi. Tapi untuk tinggal di sana, kelihatannya pikir-pikir dulu ya.



Sumber : kaskus / Agaz15

Belum ada Komentar untuk "Mengintip Suasana Desa-Desa Paling "Ekstrim" di Dunia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel