5 Kisah Unik di Balik Derby della Madonnina (Derby Milan)


Tidak salah jika mantan presiden Inter Milan, Massimo Morrati mengatakan bahwa ia sulit tidur jelang laga derby della Madonnina. Laga derby ini memang selalu sajikan hasil tak tertuga serta dibumbui dengan pertarungan sarat gengsi antara 22 pemain di tengah lapangan.
Sejumlah kuli tinta di Italia juga ramai-ramai menyajikan pelbagai prediksi serta analsis berbobot jelang laga ini bergengsi. Bukan itu saja, sejumlah petinggi klub pun dipancing oleh para pewarta untuk menjawab pertanyaan yang sebenarnya mengandung perang urat syaraf sebelum kick off. Namun mereka menikmati dan ini menjadi bumbu yang tak terpisahkan dari derby della Madonnina.
Sejumlah kisah menarik tersaji baik sebelum laga, saat laga berlangsung atau sesudah laga berlangsung di derby ini. Berikut 5 kisah menarik di balik derby della Madonnina di lansir dari indosport.

 1. Flare


Derby della Madonnina selalu sajikan satu hal menarik dan selalu muncul di tribun penonton kedua fans yakni flare. Bagi sebagian orang flare selalu diartikan sebagai kembang api namun sebenarnya flare merupakan pyroteknik yang menghasilkan cahaya terang (api)/panas yang intens tanpa disertai ledakan. Penggunaan flare sebenarnya ditujukan bagi perlengkapan militer, yaitu untuk digunakan sebagai sinyal (SOS), alat penerangan. Barang ini sebenarnya barang haram di stadion sepakbola.
Namun entah mengapa barang ini selalu bisa masuk ke dalam stadion. Ada istilah menarik, 'No Flare No Party'. Artinya ketidaan flare di satu laga utamanya laga derby seperti derby della Madonnina akan mengurangi rasa di derby tersebut. Sejumlah derby della Madonnina edisi sebelumnya sempat terjadi penghentian pertandingan akibat asap dari flare mengganggu pemain kedua klub. Namun itulah derby, flare menjadi barang wajib yang siap untuk dbakar saat kick off berbunyi. 




2. Arti Madonnina


Banyak kalangan pecinta sepakbola yang tidak mengetahui mengapa laga AC Milan vs Inter Milan selalu dinamakan derby della Madonnina, meski ada juga yang menyebut sebagai derby Milan. Kenapa dinamakan derby della Madonnina? penyebutan derby spontan terucap dari fans kedua klub sebagai bentuk penghargaan terhadap salah satu objek pemandangan utama di kota Milan yakni patung Bunda Maria yang berada di puncak Katedral Milano, katedral yang menjadi land-mark Milan. 



3. Persaingan Duel Legenda Akibat Provok Media


Kedua klub sama-sama memiliki legenda yang besar di era yang sama yakni Sandro Mazzola dan Gianni Rivera. Keduanya membela Inter Milan dan AC Milan di era 60-an. Masing-masing fans dua klub ini menganggap keduanya ialah yang terbaik. Rivera disebut Golden Boy oleh fans AC Milan sementra Mazzola dianggap 'dewa' untuk Inter Milan, meski sebenarnya Mazzola ialah putra asli Turin, kota markas klub pesaing Inter yang lain, Juventus.
Keduanya pun bersaing satu sama lain untuk tunjukan siapa yang terbaik. Persaingan mereka hingga keduanya dipanggil untuk membela timnas Italia. Menariknya persaingan kedua pemain ini bukan hanya karena iklim kedua fans yang saling tunjukan eksistensi namun juga ternyata dipengaruhi oleh tulisan sejumlah pewarta di era tersebut. derby-milan.com melansir sejumlah tulisan tersebut lebih terkesan bernada provokasi untuk kedua pemain ini keduanya pun tak kompak saat membela timnas Italia.
Akibat ketidakkompakan tersebut, keduanya pun tidak pernah satu kali pun bermain secara bersamaan untuk timnas Italia. Saat Italia mampu menembus final Piala Italia 1970, keduanya tidak diturunkan secara bersamaan, Italia pun dibantai oleh Brasil dengan skor telak 1-4. 




4. Satu Stadion Dua Nama


Sangking bersaingnya kedua kelompok supporter kedua tim ini tidak mau jika memiliki kesamaan, termasuk dalam hal penamaan stadion, kandang mereka. Kubu AC Milan menamakan stadion kandang mereka sebagai stadion San Siro sesuai nama asli dari daerah tempat stadion itu berada. Sedangkan kubu Inter Milan menyebut stadion mereka stadion Giuseppe Meazza.
Menariknya pada 1980, dewan kota Milan memutuskan bahwa nama daerah yang dianggap kubu AC Milan sebagai daerah San Siro sebagai Meazza, pesepakbola yang pernah bermain di dua klub ini namun lebih dianggap legenda oleh fans Inter Milan. 




5. Dua Ideologi Bentrok


Sadar atau tidak laga derby della Madonnina pun tercampur dengan kepentingan politik. Sejumlah jurnalis handal luar negeri seperti Franklin Foer pernah menyebut bahwa ideologi politik akan sulit dipisahkan dari dua klub yang berseteru utamanya dua klub dari kota yang sama.
Suka atau tidak suka, sejak Silvio Berlusconi menjadi presiden AC Milan, kubu AC Milan seperti mewakili kubu pemerintah yang kebetulan beraliran konservatif kanan. Sementara Inter Milan yang dikontrol oleh raja minyak, Massimo Morrati disebut-sebut lebih condong ke ideologi sosialis-kiri, anggapan ini bertambah dengan fakta yang mengungkap bahwa sejumlah pemain Inter Milan seperti Javier Zanneti yang mendukun gerakan Zapatista di Meksiko.



Sumber : kaskus / imanine9

Belum ada Komentar untuk "5 Kisah Unik di Balik Derby della Madonnina (Derby Milan)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel