Banyak yange Belum 'Merdeka' di Negeri Ini, Minat jadi Pejuangnya ?
Bentar lagi 17 agustusan
cie ada yang jadi panitia 17 agustusan gak nih? ada acara apa aja emang dikompleknya? komplek ane gak tau nih gan 2 minggu menjelang 17 agustusan juga masih sepi sepi aja biasanya dulu tuh H-14 Kemerdekaan pak RT udah nyuruh buat masang bendera didepan rumah, sekarang gak ada tuh ane denger pengumuman gituan
ngomongin soal kemerdekaan nih gan, yang ane rasaain sekarang ya baru kemerdekaan dari penjajah aja gan,kemerdekaan yang lain kayak kemerdekaan dari macet lah ini lah itu lah belum ane rasain, jadi sebenernya kemerdekaan kayak apa lagi sih gan yang dibutuhkan sama negara kita ini? nih ane coba ulas secara gak detail dibawah ini. yang mau nambahin silahkan ya
Kemerdekaan mendapatkan pekerjaan
Nah ini gan, sarjana aja banyak banget sekarang yang nganggur, apalagi lulusan SMA/SMK. oke lah SMA sekaarang gratis gan (katanya sih gratis, tapi prakteknya banyak banget pungutan liar gak rasional), tapi yang udah masuk kuliah nasibnya gimana? udah biaya kuliah mahal, udah lulus malah nganggur. terus buat apa ada sistem perguruan tinggi di indonesia? kalau setelah lulus pemerintah gak nyediain tempat buat nampung mereka buat ngeplikasiin ilmu selama kuliahnya? kalau buat ane ini termasuk dalem penjajahan versi halus.
ane udah siapin solusi gan, solusinya menurut ane: Indonesia butuh pahlawan - pahlawan entrepreneur yang berani ngebuka lapangan kerja baru, gak cuma satu dua orang, pahlawan ini harus ada beribu ribu orang sampai dititik dimana negara kita bukannya malah kelebihan SDM tapi kekurangan SDM dalam konotasi positif. kalau sekarang kan kekurangan SDM nya lebih ke Lulusan Indo high quality banyak yang gak betah di negri sendiri terus lari keluar buat kerja/lanjut kuliah.
Kemerdekaan dari kemacetan
yang berdomisili di pulau jawa pasti ngerasain nih. macet sekarang udah gak kenal waktu. mau siang, sore, malem. yang ane bingungin kalau sebagian besar orang punya paradigma kalau "Punya kendaraan itu wajib" atau "Punya SIM A/ SIM C itu harus kalau gak lu susah dapet kerja". ada apa gan dengan negara ini? gak cuma di tingkat individu, di tingkat kelompok/komunitas pun sekarang paradigmanya udah mendukung banget kearah kemacetan. Dan anehnya yang sering ngeluh macet justru mereka yang punya paradigma-paradigma begono, kalau lu pada gak bawa kendaraan juga gak ada ceritanya tuh angkot ngetem dimanamana, jalanan macet, polusi dimanamana
ente boleh ngeluh macet gan, asal ente kemana-mana ngangkot! solusi: Indonesia butuh pahlawan pahlawan yang sadar kalau sekarang saatnya untuk berubah, bahan bakar makin mahaltingkat polusi makin tinggi, kecelakaan dimana-mana, apalagi yang ente tunggu gan?
Kemerdekaan mengelola Sumber Daya Alam sendiri
ane no comment deh gan, tapi katanya sih pertalite itu buatan dalam negri, mungkin ada yang lebih ngerti urusan ginian silahkan komen aja gan jangan sungkan-sungkan.
Kemerdekaan mendapat perlakuan yang sama untuk daerah terpencil
setahu ane sih negara kita punya beribu kabupaten dan kota, tapi yah keliatannya pembangunnan "baru" kerasa di kota-kota besar aja. kalau secara administratif sih harusnya gak ada masalah kan udah dibagi tuh gan tugasnya ada walikota, ketua RT, Kepala Desa, Camat, gak harus langsung Presiden yang ngurusin pembangunan daaerah terpencil. ya paling urusan teknis nya aja masing masing daerah yang beda tergantung kondisi daerah, sarana transportasi, dll yang bakal ngehambat pembangunan. apa mungkin ditingkat daerah marak korupsi juga? who knows? yes, God always knows.
Masih banyak banget kemerdekaan-kemerdekaan yang belum kerasa gan. mungkin ini yang namanya perkembangan zaman. kalau zaman dulu bebas dari penjajah tujuan utama. sekarang kalau penjajah udah gak ada?
ane ngerti punya tokoh pejuang inspirasional ngebantu banget buat kita berubah menjadi pejuang baru buat negara kita ini gan. ini ane siapin ulasannya. cekibrot.
1. Profesor Nelson Tansu
Pria kelahiran 20 Oktober 1977 ini adalah seorang jenius. Ia adalah pakar teknologi nano. Fokusnya adalah bidang eksperimen mengenai semi-konduktor berstruktur nano. Teknologi nano adalah kunci bagi perkembangan sains dan rekayasa masa depan. Inovasi-inovasi teknologi Amerika, yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari seluruh orang di dunia, bertopang pada anak anak muda brilian semacam Nelson. Nelson, misalnya, mampu memberdayakan sinar laser dengan listrik superhemat. Sementara sinar laser biasanya perlu listrik 100 watt, di tangannya cuma perlu 1,5 watt. Pada usia yang belum 32 tahun, Nelson diangkat sebagai profesor di Universitas Lehigh. Itu setelah ia memecahkan rekor menjadi asisten profesor termuda sepanjang sejarah pantai timur di Amerika. Ia menjadi asisten profesor pada usia 25 tahun, sementara sebelumnya, Linus Pauling, penerima Nobel Kimia pada 1954, menjadi asisten profesor pada usia 26 tahun. Mudah bagi anak muda semacam Nelson ini bila ingin menjadi warga negara Amerika. Sampai kini ia getol merekrut mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan riset S-2 dan S-3 di Lehigh. Ia masih memiliki ambisi untuk balik ke Indonesia dan menjadikan universitas di Indonesia sebagai universitas papan atas di Asia
2. MUHAMMAD ARIEF BUDIMAN
Di sebuah ruang kerja di kompleks Orion Genomic, salah satu perusahaan riset bioteknologi terkemuka di Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat. Seorang lelaki Jawa berwajah “dagadu” kerap terlihat sedang shalat. Dialah, Muhammad Arief Budiman, anak pekerja pabrik tekstil GKBI itu sekarang menjadi motor riset utama di Orion. Jabatannya: Kepala Library Technologies Group. Menurut BusinessWeek, ia merupakan satu dari enam eksekutif kunci perusahaan genetika itu. Arief tak hanya terpandang di perusahaannya. Namanya juga moncer di antara sejawatnya di negara yang menjadi pusat pengembangan ilmu tersebut: menjadi anggota American Society for Plant Biologists dan—ini lebih bergengsi baginya karena ia ahli genetika tanaman—American Association for Cancer Research. Agar seseorang bisa menjadi anggota asosiasi ini, ia harus aktif meneliti penyakit kanker pada manusia. Ia juga harus membawa surat rekomendasi dari profesor yang lebih dulu aktif dalam riset itu serta tahu persis riset dan kontribusi orang itu di bidang kanker. Arief mendapatkan kartu itu karena, “Meskipun latar belakang saya adalah peneliti genome tanaman, saya banyak melakukan riset genetika mengenai kanker manusia,” ujarnya.
3. March Boedihardjo
Bocah Indonesia, March Boedihardjo, mencatatkan diri sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong Kong (HKBU). March akan memiliki gelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika. Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun(dari 2007). Ketika ditanya tentang cara beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, March mengaku tidak pernah cemas berhadapan dengan teman sekelas yang lebih tua darinya. ”Ketika saya di Oxford, semua rekan sekelas saya berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-tugas matematika,’’ kisahnya. March memang menempuh pendidikan menengah di Inggris. Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu. Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik. Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut
Pertanyaan penutup gan, udah pada siap belum jadi "Pejuang kemerdekaan" era modern sekarang ini?
Sumber : Kaskus / rendyprasetyyo
cie ada yang jadi panitia 17 agustusan gak nih? ada acara apa aja emang dikompleknya? komplek ane gak tau nih gan 2 minggu menjelang 17 agustusan juga masih sepi sepi aja biasanya dulu tuh H-14 Kemerdekaan pak RT udah nyuruh buat masang bendera didepan rumah, sekarang gak ada tuh ane denger pengumuman gituan
ngomongin soal kemerdekaan nih gan, yang ane rasaain sekarang ya baru kemerdekaan dari penjajah aja gan,kemerdekaan yang lain kayak kemerdekaan dari macet lah ini lah itu lah belum ane rasain, jadi sebenernya kemerdekaan kayak apa lagi sih gan yang dibutuhkan sama negara kita ini? nih ane coba ulas secara gak detail dibawah ini. yang mau nambahin silahkan ya
Kemerdekaan mendapatkan pekerjaan
Nah ini gan, sarjana aja banyak banget sekarang yang nganggur, apalagi lulusan SMA/SMK. oke lah SMA sekaarang gratis gan (katanya sih gratis, tapi prakteknya banyak banget pungutan liar gak rasional), tapi yang udah masuk kuliah nasibnya gimana? udah biaya kuliah mahal, udah lulus malah nganggur. terus buat apa ada sistem perguruan tinggi di indonesia? kalau setelah lulus pemerintah gak nyediain tempat buat nampung mereka buat ngeplikasiin ilmu selama kuliahnya? kalau buat ane ini termasuk dalem penjajahan versi halus.
ane udah siapin solusi gan, solusinya menurut ane: Indonesia butuh pahlawan - pahlawan entrepreneur yang berani ngebuka lapangan kerja baru, gak cuma satu dua orang, pahlawan ini harus ada beribu ribu orang sampai dititik dimana negara kita bukannya malah kelebihan SDM tapi kekurangan SDM dalam konotasi positif. kalau sekarang kan kekurangan SDM nya lebih ke Lulusan Indo high quality banyak yang gak betah di negri sendiri terus lari keluar buat kerja/lanjut kuliah.
Kemerdekaan dari kemacetan
yang berdomisili di pulau jawa pasti ngerasain nih. macet sekarang udah gak kenal waktu. mau siang, sore, malem. yang ane bingungin kalau sebagian besar orang punya paradigma kalau "Punya kendaraan itu wajib" atau "Punya SIM A/ SIM C itu harus kalau gak lu susah dapet kerja". ada apa gan dengan negara ini? gak cuma di tingkat individu, di tingkat kelompok/komunitas pun sekarang paradigmanya udah mendukung banget kearah kemacetan. Dan anehnya yang sering ngeluh macet justru mereka yang punya paradigma-paradigma begono, kalau lu pada gak bawa kendaraan juga gak ada ceritanya tuh angkot ngetem dimanamana, jalanan macet, polusi dimanamana
ente boleh ngeluh macet gan, asal ente kemana-mana ngangkot! solusi: Indonesia butuh pahlawan pahlawan yang sadar kalau sekarang saatnya untuk berubah, bahan bakar makin mahaltingkat polusi makin tinggi, kecelakaan dimana-mana, apalagi yang ente tunggu gan?
Kemerdekaan mengelola Sumber Daya Alam sendiri
ane no comment deh gan, tapi katanya sih pertalite itu buatan dalam negri, mungkin ada yang lebih ngerti urusan ginian silahkan komen aja gan jangan sungkan-sungkan.
Kemerdekaan mendapat perlakuan yang sama untuk daerah terpencil
setahu ane sih negara kita punya beribu kabupaten dan kota, tapi yah keliatannya pembangunnan "baru" kerasa di kota-kota besar aja. kalau secara administratif sih harusnya gak ada masalah kan udah dibagi tuh gan tugasnya ada walikota, ketua RT, Kepala Desa, Camat, gak harus langsung Presiden yang ngurusin pembangunan daaerah terpencil. ya paling urusan teknis nya aja masing masing daerah yang beda tergantung kondisi daerah, sarana transportasi, dll yang bakal ngehambat pembangunan. apa mungkin ditingkat daerah marak korupsi juga? who knows? yes, God always knows.
Masih banyak banget kemerdekaan-kemerdekaan yang belum kerasa gan. mungkin ini yang namanya perkembangan zaman. kalau zaman dulu bebas dari penjajah tujuan utama. sekarang kalau penjajah udah gak ada?
ane ngerti punya tokoh pejuang inspirasional ngebantu banget buat kita berubah menjadi pejuang baru buat negara kita ini gan. ini ane siapin ulasannya. cekibrot.
1. Profesor Nelson Tansu
Pria kelahiran 20 Oktober 1977 ini adalah seorang jenius. Ia adalah pakar teknologi nano. Fokusnya adalah bidang eksperimen mengenai semi-konduktor berstruktur nano. Teknologi nano adalah kunci bagi perkembangan sains dan rekayasa masa depan. Inovasi-inovasi teknologi Amerika, yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari seluruh orang di dunia, bertopang pada anak anak muda brilian semacam Nelson. Nelson, misalnya, mampu memberdayakan sinar laser dengan listrik superhemat. Sementara sinar laser biasanya perlu listrik 100 watt, di tangannya cuma perlu 1,5 watt. Pada usia yang belum 32 tahun, Nelson diangkat sebagai profesor di Universitas Lehigh. Itu setelah ia memecahkan rekor menjadi asisten profesor termuda sepanjang sejarah pantai timur di Amerika. Ia menjadi asisten profesor pada usia 25 tahun, sementara sebelumnya, Linus Pauling, penerima Nobel Kimia pada 1954, menjadi asisten profesor pada usia 26 tahun. Mudah bagi anak muda semacam Nelson ini bila ingin menjadi warga negara Amerika. Sampai kini ia getol merekrut mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan riset S-2 dan S-3 di Lehigh. Ia masih memiliki ambisi untuk balik ke Indonesia dan menjadikan universitas di Indonesia sebagai universitas papan atas di Asia
2. MUHAMMAD ARIEF BUDIMAN
Di sebuah ruang kerja di kompleks Orion Genomic, salah satu perusahaan riset bioteknologi terkemuka di Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat. Seorang lelaki Jawa berwajah “dagadu” kerap terlihat sedang shalat. Dialah, Muhammad Arief Budiman, anak pekerja pabrik tekstil GKBI itu sekarang menjadi motor riset utama di Orion. Jabatannya: Kepala Library Technologies Group. Menurut BusinessWeek, ia merupakan satu dari enam eksekutif kunci perusahaan genetika itu. Arief tak hanya terpandang di perusahaannya. Namanya juga moncer di antara sejawatnya di negara yang menjadi pusat pengembangan ilmu tersebut: menjadi anggota American Society for Plant Biologists dan—ini lebih bergengsi baginya karena ia ahli genetika tanaman—American Association for Cancer Research. Agar seseorang bisa menjadi anggota asosiasi ini, ia harus aktif meneliti penyakit kanker pada manusia. Ia juga harus membawa surat rekomendasi dari profesor yang lebih dulu aktif dalam riset itu serta tahu persis riset dan kontribusi orang itu di bidang kanker. Arief mendapatkan kartu itu karena, “Meskipun latar belakang saya adalah peneliti genome tanaman, saya banyak melakukan riset genetika mengenai kanker manusia,” ujarnya.
3. March Boedihardjo
Bocah Indonesia, March Boedihardjo, mencatatkan diri sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong Kong (HKBU). March akan memiliki gelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika. Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun(dari 2007). Ketika ditanya tentang cara beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, March mengaku tidak pernah cemas berhadapan dengan teman sekelas yang lebih tua darinya. ”Ketika saya di Oxford, semua rekan sekelas saya berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-tugas matematika,’’ kisahnya. March memang menempuh pendidikan menengah di Inggris. Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu. Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik. Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut
Pertanyaan penutup gan, udah pada siap belum jadi "Pejuang kemerdekaan" era modern sekarang ini?
Sumber : Kaskus / rendyprasetyyo
Belum ada Komentar untuk "Banyak yange Belum 'Merdeka' di Negeri Ini, Minat jadi Pejuangnya ?"
Posting Komentar