Tremor, Gerakan Gemetar Tanpa Disengaja


Tremor merupakan gerakan gemetar yang secara sengaja dilakukan berulang kali. Tremor umumnya terjadi di tangan dan di kepala. Namun sensasi gemetar ini juga bisa terjadi di bagian tubuh lainnya seperti kaki dan perut. Bahkan suara pun bisa ikut gemetar. Pada beberapa kasus, keluhan tremor cukup ringan sehingga tidak memerlukan terapi. Namun jika kondisinya sangat parah dan tidak dapat dikontrol dengan obat, tremor dapat ditangani dengan operasi otak.

Tremor tidak mengancam nyawa, namun sangat mengganggu karena kemunculannya memengaruhi aktivitas sehari-hari. Sebagai contoh, seseorang akan sulit menulis, menggambar, atau menggenggam barang-barang.

Tremor disebabkan oleh gangguan pada bagian dari otak yang berfungsi mengatur pergerakan otot. Tremor dapat terjadi dengan sendirinya tanpa diketahui penyebabnya, namun pada kasus tertentu, tremor muncul sebagai salah satu gejala dari suatu penyakit. Oleh karena itu, kemunculan tremor tidak boleh dianggap remeh.

Jenis-jenis tremor
  • Resting tremor. Tremor ini terjadi saat bagian tubuh yang tremor sedang dalam keadaan istirahat, misalnya saat sedang duduk dengan tangan terlipat atau sedang berdiri dengan lengan tergantung. Tremor ini umumnya hanya terjadi di tangan dan di jari.
  • Action tremor. Tremor ini terjadi pada bagian tubuh saat sedang melakukan gerakan, misalnya saat sedang menulis, merentangkan lengan, mengangkat benda berat, atau saat jari tangan menunjuk sebuah objek.

Kategori Tremor
Selain dibagi berdasarkan jenisnya, tremor juga dikelompokkan ke dalam beberapa kategori berdasarkan wujud dan penyebabnya. Pembagiannya terdiri dari:
  • Tremor esensial. Ini merupakan tremor yang paling sering ditemukan dan merupakan jenis action tremor. Tremor ini awalnya menyerang salah satu sisi tubuh, tetapi dapat menyerang kedua sisi tubuh dalam perjalanannya. Tremor jenis ini dapat ringan dan stabil, namun dapat memburuk dan menyebabkan seseorang mengalami gangguan keseimbangan. Tremor ini disebabkan oleh faktor keturunan.
  • Tremor psikogenik. Tremor ini datang dan berhenti secara tiba-tiba terutama saat pikirannya dialihkan, berpindah-pindah dari satu area ke area yang lain, dan frekuensinya meningkat berkaitan dengan stres. Beberapa orang yang memiliki tremor psikogenik juga memiliki gangguan mental.
  • Tremor serebelum. Tremor ini terjadi karena otak kecil (serebelum) mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut bisa disebabkan oleh penyakit stroke, tumor, atau karena multiple sclerosis. Tremor serebelum juga dapat disertai dengan gangguan bicara, nistagmus (gerakan bola mata secara involunter), dan gangguan keseimbangan.
  • Tremor Parkinson. Tremor ini muncul sebagai bagian dari gejala penyakit Parkinson dan merupakan resting tremor. Kondisi ini umumnya dialami orang-orang berusia di atas 60 tahun. Tremor ini muncul di satu bagian tubuh, kemudian meluas seiring waktu. Gerakan klasik dari tremor ini terlihat pada jari yang terlihat seperti menghitung uang.
  • Tremor distoni Tremor ini terjadi pada orang-orang yang mengalami dystonia. Kondisi ini biasanya akan berkurang setelah seseorang istirahat.
  • Tremor ortostatik. Tremor yang muncul pada tungkai segera setelah seseorang berdiri dan berkurang ketika seseorang mulai mengangkat kaki, berjalan, atau duduk.
  • Tremor fisiologis. Tremor yang terjadi pada individu yang sehat dan tidak terlihat oleh mata. Tremor fisiologis dapat meningkat dan terlihat pada keadaan seperti emosi yang berlebihan (seperti pada takut dan cemas), kelelahan fisik, demam, minum kafein, hipoglikemia, dan hipertiroidisme.
Baca Juga :
Sejarah Dan Asal Usul Tentang Empat Skala Suhu Termometer
Sejarah Dan Asal Usul Terbentuknya Animasi Doraemon
4 Trik Panjangkan Bulu Mata Dengan Bahan Alami


Penyebab Tremor

Pada umumnya, tremor terjadi karena adanya gangguan pada bagian otak yang berfungsi mengatur pergerakan otot. Sebagian besar tremor tidak diketahui penyebabnya. Sementara beberapa jenis tremor ada yang diturunkan dalam keluarga, atau merupakan gejala dari penyakit dan kondisi tertentu, seperti:
  • Stroke.
  • Hipertiroidisme.
  • Multiple sclerosis.
  • Cedera kepala.
  • Penyakit Parkinson.
  • Gagal hati.
Selain itu, tremor juga bisa terjadi karena efek samping dari penggunaan obat-obatan yang mengandung merkuri, beberapa obat asma, amfetamin, kortikosteroid, lithium, dan beberapa antidepresan.


Diagnosis Tremor
Untuk mendiagnosis tremor, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:
  • Pemeriksaan fisik dan saraf. Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan jenis, area, dan karakteristik dari tremor. Dokter dapat meminta pasien untuk menulis, memegang sebuah benda, meminta pasien untuk menyentuh hidung dengan jari, menggambar spiral dan lain-lain.
  • Tes darah dan urine. Tes darah dan urine adalah untuk mendeteksi fungsi hormon tiroid serta kadar zat tertentu yang dapat menjadi penyebab tremor.
  • Pemindaian. Pemindaian dilakukan dengan CT scan atau MRI untuk mendeteksi adanya kelainan pada otak.
  • EMG (elektromiogram). Tes ini dilakukan untuk mengukur aktivitas otot dan melihat respons otot terhadap perangsangan saraf.

Pengobatan Tremor
Tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi tremor. Pengobatan yang selama ini dilakukan bertujuan untuk mengurangi tremor dengan cara mengobati kondisi yang menjadi penyebab tremor, sesuai hasil diagnosis dokter.

Beberapa jenis pengobatan untuk mengatasi tremor, di antaranya adalah:
  • Obat-obatan tertentu. Dokter dapat memberikan obat-obatan tertentu, seperti beta blockers (obat yang berfungsi melebarkan pembuluh darah), obat penenang, atau obat antikejang.
  • Penyuntikan botox. Pada tahap ini, dokter akan menyuntikkan . Suntikan ini akan mengurangi intensitas tremor yang sering terjadi, khususnya di bagian wajah dan kepala.
  • Fisioterapi. Terapi ini bertujuan untuk memperkuat otot dan mengurangi tremor.
  • Operasi otak. Prosedur ini hanya dilakukan pada tremor yang parah dan tidak dapat dikendalikan dengan obat.

Pencegahan Tremor
Tremor bisa dicegah dengan menerapkan kebiasaan seperti di bawah ini:
  • Melakukan olahraga ringan, misalnya mengangkat barbel untuk memperkuat otot-otot di pergelangan tangan.
  • Menghindari diri dari pikiran yang membebani agar tidak stres. Mengurangi stres bisa membantu mengurangi risiko tremor.
  • Mengurangi konsumsi minuman yang mengandung kafein dan memperbanyak konsumsi air mineral.
  • Tidur dan beristirahat yang cukup, sebab kelelahan bisa memicu timbulnya tremor.

Belum ada Komentar untuk "Tremor, Gerakan Gemetar Tanpa Disengaja"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel