Legenda Suku Oni Kerdil Dari Sulawesi Selatan

Tepatnya di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan Suku Oni bermukim di hutan-hutan pedalaman. Suku ini sebenarnya punya sejarah yang cukup panjang. Bahkan menurut kisahnya suku yang sudah ada ribuan tahun lalu ini turut membantu para panglima perang Sulawesi dalam melawan penjajah.

Sultan Hasanuddin yang merupakan salah satu tokoh Sulawesi Selatan pun sempat sangat akrab dengan Suku Oni. Bahkan di masa penjajahan Sultan Hasanuddin menggunakan Suku Oni sebagai mata-mata karena kelincahan mereka yang mampu menghilang seketika dari pandangan manusia normal.

Menurut kisahnya, Suku Oni juga dulu sebenarnya sangat dekat dengan penduduk Bone, khususnya yang berada di kawasan Bontocani. Bahkan Suku Oni disebut sebagai salah satu Suku asli Bone. Suku Oni dan masyarakat Bone dulunya hidup rukun, setiap kali Suku Oni melangsungkan hajatan maka masyarakat Bone akan diundang, begitu pun sebaliknya.

Menurut legenda Suku Oni dulu sering meminjamkan peralatan makan pada penduduk Bone. Hanya saja entah karena keserakahan atau karena faktor lain, Suku Oni marah lantaran peralatan yang dipinjam tidak pernah di kembalikan. Karena itu mereka pun memilih untuk hidup terasing dan menjauhi manusia.

Meski punya banyak kisah namun keberadaan Suku Oni ternyata masih misteri sampai sekarang ini. Hal tersebut sepertinya karena mereka memilih untuk memisahkan diri dari manusia normal.

Keberadaan Suku Oni yang cukup misterius sebenarnya sempat mengundang rasa penasaran warga Bone, sampai akhirnya mereka kerap melakukan ronda malam dan berkeliling hutan demi menjaga keamanan sekaligus melihat langsung keberadaan Suku Oni. Kabarnya Suku Oni hanya dapat terlihat di malam hari, namun hal tersebut hanya sebentar saja karena saat mengetahui keberadaan manusia Suku Oni akan langsung lari bersembunyi.

Ada beberapa gua kecil yang dipercaya sebagai tempat tinggal Suku Oni, namun masyarakat tidak pernah berhasil memancing mereka untuk keluar. Mungkin karena mereka sangat anti manusia atau karena mereka memang tidak ada di gua tersebut. Hanya saja keberadaan mereka diakui melihat banyaknya gambar-gambar tangan berukuran kecil yang ada di gua-gua.

Bagikan Artikel ini