Wajah Suram Pulau Sangiang, Banten
Udah liat kan, keindahan Pulau Sangiang ini?
Keep Traveling!
Sebenarnya
gue gak mau nge-post ini karena gue khawatir begitu baca dan ngeliat
malah jadi urung, ogah mampir ke Sangiang. Tapi, biarlah.. Kalian perlu
tau juga. Sangiang yang elok dan punya matahari terbit yang indah, juga SANGAT KOTOR.
Sebelum mendekati Tanjung Bajo, perairan sekitar Sangiang sungguh tenang pagi itu. Perlahan mulai ada yang mengganggu mata gue. Sampah! Banyak sampah mengapung di perairannya.. Dan ketika kapal kami sandar di tepi pulau, gue agak bete ngeliat pemandangannya.
F**k! Sh*t! Apa-apaan ini?! Gak ada yang bersihin kah? Setelah gue liat secara seksama, dominan kayu-kayu. Gue pun berpikir positif, mungkin semalam hujan dan sampah-sampah ini terbawa oleh arus dan nyangkut disini. Hhmmm.. Oke..
Setelah bongkar peralatan dan memasang tenda di samping pos Tanjung Bajo, gue bersiap untuk snorkeling. Dan lagi-lagi sampahnya menghiasi. Kali ini SANGAT KETERLALUAN menurut gue. Segala jenis sampah yang dibungkus plastik dan beberapa POPOK BAYI BEKAS ngambang di sekitar pantainya. Nahan-nahan diri gue tetap nyemplung bersama sampah-sampah.
Duduk di tepi pantai sambil liat kapal hilir mudik sejenak gue mikir, sampah-sampah plastik ini dari mana asalnya. Sepengetahuan gue, sebelah selatan Pulau Sangiang tidak ada kota besar yang dekat / berbatasan dengan laut maupun sungai yang bermuara ke Selat Sunda.
Dan yah.. Gue ternyata melewatkan sesuatu. KAPAL! Kapal hilir mudik itu adalah kapal ferry milik ASDP Indonesia Ferry yang melayani penyeberangan Merak ke Bakaheuni dan sebaliknya. Gue masih inget sewaktu gue balik dari Kiluan gimana perlakuan 'oknum' ABK yang seenaknya buang sampah SEKARUNG ke laut seenaknya. Emang gue gak ada bukti foto, hanya saja gue inget ngeliatnya sama temen sambil anjrit-anjritin kelakuan si oknum. Belum lagi para penumpang ferry yang masih awam tentang kebersihan di laut. Semakin sering si ferry hilir mudik, semakin banyak juga sampah yang bakal dibuang tidak pada tempatnya.
Foto diatas ada di pesisir pantai menuju Goa Kelelawar yang menghadap ke Selat Sunda (bagian selatan pulau). Sampah kayu-kayuan dan bambu mendominasi. Disini minim sampah plastik seperti yang ada di pesisir Lagoon Bajo. Hanya saja terlihat beberapa atribut bagian-bagian kapal besar seperti potongan besi / aluminium, stereofoam, lampu dan buoy. Gue juga nemu tabung freon dan elpiji 3 kg. Gila coy!
Spot snorkeling Tanjung Bajo Timur juga kotor permukaan airnya. Beruntung disini bagian dalam airnya jarang ada sampah nyangkut di karang kayak di Lagoon Bajo. Begitu arusnya datang, sampah-sampah ini entah berpindah kemana. Jadi, masih minat ke Pulau Sangiang? Padahal Bawah Lautnya Sangiang KEREN gan!
Sumber : Kaskus / kamikazekun
Keep Traveling!
Sebelum mendekati Tanjung Bajo, perairan sekitar Sangiang sungguh tenang pagi itu. Perlahan mulai ada yang mengganggu mata gue. Sampah! Banyak sampah mengapung di perairannya.. Dan ketika kapal kami sandar di tepi pulau, gue agak bete ngeliat pemandangannya.
F**k! Sh*t! Apa-apaan ini?! Gak ada yang bersihin kah? Setelah gue liat secara seksama, dominan kayu-kayu. Gue pun berpikir positif, mungkin semalam hujan dan sampah-sampah ini terbawa oleh arus dan nyangkut disini. Hhmmm.. Oke..
Setelah bongkar peralatan dan memasang tenda di samping pos Tanjung Bajo, gue bersiap untuk snorkeling. Dan lagi-lagi sampahnya menghiasi. Kali ini SANGAT KETERLALUAN menurut gue. Segala jenis sampah yang dibungkus plastik dan beberapa POPOK BAYI BEKAS ngambang di sekitar pantainya. Nahan-nahan diri gue tetap nyemplung bersama sampah-sampah.
Duduk di tepi pantai sambil liat kapal hilir mudik sejenak gue mikir, sampah-sampah plastik ini dari mana asalnya. Sepengetahuan gue, sebelah selatan Pulau Sangiang tidak ada kota besar yang dekat / berbatasan dengan laut maupun sungai yang bermuara ke Selat Sunda.
Dan yah.. Gue ternyata melewatkan sesuatu. KAPAL! Kapal hilir mudik itu adalah kapal ferry milik ASDP Indonesia Ferry yang melayani penyeberangan Merak ke Bakaheuni dan sebaliknya. Gue masih inget sewaktu gue balik dari Kiluan gimana perlakuan 'oknum' ABK yang seenaknya buang sampah SEKARUNG ke laut seenaknya. Emang gue gak ada bukti foto, hanya saja gue inget ngeliatnya sama temen sambil anjrit-anjritin kelakuan si oknum. Belum lagi para penumpang ferry yang masih awam tentang kebersihan di laut. Semakin sering si ferry hilir mudik, semakin banyak juga sampah yang bakal dibuang tidak pada tempatnya.
Foto diatas ada di pesisir pantai menuju Goa Kelelawar yang menghadap ke Selat Sunda (bagian selatan pulau). Sampah kayu-kayuan dan bambu mendominasi. Disini minim sampah plastik seperti yang ada di pesisir Lagoon Bajo. Hanya saja terlihat beberapa atribut bagian-bagian kapal besar seperti potongan besi / aluminium, stereofoam, lampu dan buoy. Gue juga nemu tabung freon dan elpiji 3 kg. Gila coy!
Spot snorkeling Tanjung Bajo Timur juga kotor permukaan airnya. Beruntung disini bagian dalam airnya jarang ada sampah nyangkut di karang kayak di Lagoon Bajo. Begitu arusnya datang, sampah-sampah ini entah berpindah kemana. Jadi, masih minat ke Pulau Sangiang? Padahal Bawah Lautnya Sangiang KEREN gan!
Sumber : Kaskus / kamikazekun
Belum ada Komentar untuk "Wajah Suram Pulau Sangiang, Banten"
Posting Komentar